Kamis, 08 November 2012

The Minds of Billy Milligan



Bercerita tentang kisah hidup William Stanley Milligan, atau biasa dipanggil Billy. Awalnya, saya tidak memahami bagaimana seseorang bisa memiliki sekian banyak kepribadian di dalam dirinya. Kata seorang teman, dari teori ketimuran yang sempat ia pelajari, memang ada "pemain-pemain" dalam diri kita, yang menjadi transformasi sikap dan tindak tanduk kita sehari - hari. Perbedaannya adalah, kita masih mampu untuk mengandalikan tingkah laku "mereka". Berbeda dengan Billy.

24 orang hidup dalam sosok Billy Milligan, dengan Billy sebagai pribadi inti, dengan 22 alter ego lainnya, sampai kemunculan sosok tanpa nama, Sang Guru, yang merupakan fusi dari semua pribadi dalam diri Billy.

Betapa saya berdecak, hingga meneteskan air mata, bahkan tercengang membaca buku ini, menyaksikan Billy mengalami disosiasi luar biasa besar hingga terpecah menjadi kepribadian - kepribadian dalam diri Billy akibat kehidupan keras yang dia alami dan perilaku sadistis ayah tirinya, Chalmer, terhadapnya.

Saya memandang kepribadian - kepribadian ini sebagai orang - orang yang berlainan. Saya berkenalan dengan Arthur, Ragen, Allen, Danny, David, Tommy, Christene, Christopher, Adalana bahkan termasuk pribadi - pribadi yang tidak diinginkan. Bagaimana Billy mengalami trance kemudian mereka bergantian dengan sifat yang sangat menonjol. Bagaimana mereka satu per satu tercipta, berpikir, bertindak, berkomunikasi, sampai tercipta kesadaran akan kehadiran satu sama lain dan kemudian hidup dalam aturan yang terorganisasi, meskipun seringkali mengalami masa kacau balau.

Kepribadian alter ego ini tercipta untuk melindungi pribadi inti, Billy, dari kematian dan kekerasan hidup yang ditimpanya. Billy, sang pribadi inti, telah kehilangan waktu selama delapan tahun sejak diselamatkan oleh alterego bernama Ragen (rage again) ketika Billy berusaha bunuh diri dengan melompat dari gedung sekolah di usia 16 tahun. Sejak saat itu, Billy tertidur, dan tempat utama ditempati oleh sosok alterego secara bergantian.

Billy Milligan ditangkap akibat serangkaian tidakan kriminal yang dilakukan Philip dan Kevin (kepribadian) dan mengalami tindak pidana yang keras di Penjara Lebanon. Kemudian, lagi - lagi Billy tertangkap akibat tuduhan pemerkosaan dan pencurian kepada tiga mahasiswi di Ohio State University. Dengan bantuan pembela, dan beberapa pihak yang menyadari bahwa Billy berbeda, Billy menjalani proses pengobatan. Diawali dengan pengobatan di Rumah Sakit Harding, terapi demi terapi dilakukan. Setelah melakukan pembelaan hukum bersama dengan timnya, pengobatan dilanjutkan ke Athens, salah satu rumah sakit negara dalam yurisdiksi pengadilan. Tim pembelanya dengan bantuan Dr. Caul, seorang psikiater yang berempati pada Billy, berupaya membuktikan—di tengah intervensi politisi dan pengadilan publik via media massa–bahwa Billy tidak bersalah karena semua tindak kriminal tersebut dilakukan tanpa disadari pribadi inti.Billy pun menjadi penderita kepribadian majemuk yang mengalami perawatan intensif di rumah sakit. Saya tidak menyangka bahwa kepribadian-kepribadian ini sanggup bekerja sama demi kesembuhan Billy hingga kepribadiannya perlahan terfusi. Tapi hati saya kembali teriris ketika Billy mengalami disosiasi besar - besaran kembali di buku ini akibat perilaku pers yang penuh dengan tekanan bagi Billy yang sedang bersusah payah berjuang untuk kesembuhannya.

Tidak sabar untuk membaca lanjutannya, Pertarungan Jiwa Billy.

Minggu, 21 Oktober 2012

The future is scary. But you cant just run back to the past because it's familiar. Yes it's tempting. But it's a mistake.

Robin Scherbatsky, How I Met Your Mother

Sabtu, 20 Oktober 2012

Asbak Untuk Papa

Kali ini hanya akan bercerita.

Minggu lalu, saya membelikan asbak untuk papa. Bukan berarti mendukung beliau untuk merokok, kebalikannya, saya justru pengen dia berhenti merokok.

Asbak ini berwarna putih, dengan sepasang paru paru merah yang menjadi ceruk tempat abunya nanti dibuang. Di kanan kirinya, ada 2 buat tempat untuk melatakkan batang rokok.

Awalnya, papa nanya apa keistimewaan asbak itu. Dan saya cuman bilang, coba saja. Dan entah mendapat wangsit dari mana, Papa malah berpikir kalau saya telah melakukan sesuatu pada asbak itu yang membuat tar dan nikotin dalam rokok mengalami degradasi sehingga tidak lagi bahaya. Mentang - mentang anaknya belajar kimia. Saya cuma bilang, coba aja.

Pas papa coba, papa baru tahu. Kalau paru paru kanan terkena abu rokok, dia akan mengeluarkan suara batuk yang kencang berkali kali. Sementara kalau paru - paru kirinya yang terkena abu rokok, dia akan menjerit kesakitan.

Tapi barusan Papa nelpon, bilang kalau asbaknya malah bikin takut orang serumah, termasuk Mbak Mae yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah di siang hari.

Asbak ajaib itu sering batuk - batuk dan menjerit meskipun tidak terkena abu rokok.
Entah sensornya yang terlalu sensitif, entah emang seperti itu cara kerjanya.

Sekarang, Ibu juga jadi takut, apalagi kalau lagi belajar malam hari.

Baterai asbaknya dicopot deh. Jadilah dia asbak biasa tanpa kemampuan super.

Yah. Gagal.

Jumat, 31 Agustus 2012

Summer Ends!

Eskrim kacang merah Florean Fortecue ini benar - benar lezat. Aku baru saja mengambil beberapa Galeon dan Sickle di lemari besiku di Gringgots. Gila! Aku masih saja mual setiap kali naik kereta bawah tanahnya. Dan goblin - goblinnya masih saja mengerikan bagiku.


Aku harus ke Florish and Blotts setelah ini untuk membeli buku - buku tahun ini. Aku juga perlu ke Madam Malkin untuk memberi jubah baru, yang ini sudah kekecilan. Aku bertambah tinggi seperti plastisin yang ditarik sekali mulur. Pena buluku juga sudah mulai banyak yang rusak, Seringkali salah menuliskan ejaan. Saat ujian Sejarah Sihir semester kemaren, aku salah menuliskan tanggal, malah menulis tanggal penyerangan Eisinhower di perang dunia di sejarah Muggle, alih alih pemberontakan Goblin besar - besaran.

Wah, Florean baik sekali, baru saja aku menghabiskan eskrim kacangku, eh dia memberiku bonus semangkuk eskrim lemon secara gratis. Terima kasih Florean!

"Apa yang sedang kamu lakukan dari tadi? Alat aneh apa itu?", tanya Florean ingin tahu.
"Alat ini namanya laptop, lebih praktis daripada perkamen. Muggle senang menggunakan ini karena multifungsi, Dan aku sedang menulis di Internet. Aku terhubung ke internet menggunakan ini, namanaya modulator demodulator", jelasku.
"Ah anggap saja aku mengerti," katanya. Raut wajahnya menunjukkan dia tidak mengerti sama sekali, kemudian melenggang pergi.

Aku menyendok sesendok besar eskrim lemon ke dalam mulutku. Rasanya meleleh begitu menyentuh lidahku.

Ah baterainya sudah mau habis! Aku tidak mungkin menemukan steker listrik disini, kan?

Besok Hogwarts Express akan membawaku kembali ke Hogwarts. Kira - kira, aku bisa lolos dari Filch berapa kali ya?

(sekarang kan sudah tanggal 31, kenapa tanggalan blogger masih tanggal 30 ya)

Rabu, 29 Agustus 2012

Yeah, permata


Yakinlah bahwa sangat dini bagi kita untuk bermain dengan rasa, karna masih banyak yg wajib dipersiapkan untuk menjadi seorang Permata. [Haniva az zahra ]

Sabtu, 25 Agustus 2012

Serenade Solo


Kalian saling menatap mata ia yang berdiri di hadapan kalian, menyelami kedalamannya, merengkuh haru. Perpisahan memang tidak akan pernah mudah, meskipun sebuah hari dalam kalender kalian sudah ditandai, hari kalian akan bertemu kembali .

Tiga bulan.

Dua kata itu merupakan hantu yang menakutkan bagi kalian. Tiga bulan yang bisa terasa seperti tiga tahun, atau bahkan tiga abad untuk kalian bisa kembali berdiri bersisian dengan jemari yang bersilang – silangan. Dua kata yang mencipta hubungan segi tiga antara kalian berdua dan jarak. Bernama rindu.

Kalian saling berbagi pesan. Pesan untuk setia, untuk semangat meraih mimpi, atau sekadar menjaga kesehatan.

“Belajar yang rajin ya”, ujar yang pria.
“Kamu juga”, balas yang lainnya.

Serenade perpisahan kalian nyanyikan berdua, berbalut kemelut senja yang digdaya. Kalian akan bertemu lagi bila Tuhan masih berbaik hati menganugerahkan nafas. Hanya itu yang kalian percaya.

Kalian berangkulan. Lama, dan semesta serasa membeku.

Dua kata itu menyihir setiap bait kata pengantar tidur menjadi terlalu lembut. Atau sapaan pagi bagai suntikan amunisi sepanjang hari. Dua kata yang membuat waktu berjalan begitu lambat. Menjadi trigger kalian untuk segera menyelesaikan segala urusan yang hadir dalam perjalanan waktu menantang dua kata itu. Sampai hari yang kalian berdua tau.

Hari itu selalu terasa terlalu lama kedatangannya untuk dinanti. Kalian rindu. Rasa yang membuat kalian berusaha mencari celah waktu kosong untuk bertemu di sela kesibukan yang membelengggu. Sampai akhirnya kalian bertemu, lebih cepat dari yang kalian bisa duga. Pada hari itu, kalian tertawa renyah. Konspirasi antara rindu dan semesta telah menang melawan waktu.

Dan waktu tersenyum menyaksikan semua konspirasi manis itu.

Taken by me using Canon EOS 1000D

Kamis, 28 Juni 2012

The Existence of God


Me : Its worth reading it. Before you read it. its not the matter about religion that appears in this passage. but, its more about the matter of belief of GOD's existence. 

Professor : You are a Christian, aren’t you, son ?
Student : Yes, sir.
Professor: So, you believe in GOD ?
Student : Absolutely, sir.
Professor : Is GOD good ?
Student : Sure.
Professor: Is GOD all powerful ?
Student : Yes.
Professor: My brother died of cancer even though he prayed to GOD to heal him. Most of us would attempt to help others who are ill. But GOD didn’t. How is this GOD good then? Hmm?

(Student was silent.)

Professor: You can’t answer, can you ? Let’s start again, young fella. Is GOD good?
Student : Yes.
Professor: Is satan good ?
Student : No.
Professor: Where does satan come from ?
Student : From … GOD …
Professor: That’s right. Tell me son, is there evil in this world?
Student : Yes.
Professor: Evil is everywhere, isn’t it ? And GOD did make everything. Correct?
Student : Yes.
Professor: So who created evil ?

(Student did not answer.)

Professor: Is there sickness? Immorality? Hatred? Ugliness? All these terrible things exist in the world, don’t they?
Student : Yes, sir.
Professor: So, who created them ?

(Student had no answer.)

Professor: Science says you have 5 Senses you use to identify and observe the world around you. Tell me, son, have you ever seen GOD?
Student : No, sir.
Professor: Tell us if you have ever heard your GOD?
Student : No , sir.
Professor: Have you ever felt your GOD, tasted your GOD, smelt your GOD? Have you ever had any sensory perception of GOD for that matter?
Student : No, sir. I’m afraid I haven’t.
Professor: Yet you still believe in Him?
Student : Yes.
Professor : According to Empirical, Testable, Demonstrable Protocol, Science says your GOD doesn’t exist. What do you say to that, son?
Student : Nothing. I only have my faith.
Professor: Yes, faith. And that is the problem Science has.

Student : Professor, is there such a thing as heat?
Professor: Yes.
Student : And is there such a thing as cold?
Professor: Yes.
Student : No, sir. There isn’t.

(The lecture theater became very quiet with this turn of events.)

Student : Sir, you can have lots of heat, even more heat, superheat, mega heat, white heat, a little heat or no heat. But we don’t have anything called cold. We can hit 458 degrees below zero which is no heat, but we can’t go any further after that. There is no such thing as cold. Cold is only a word we use to describe the absence of heat. We cannot measure cold. Heat is energy. Cold is not the opposite of heat, sir, just the absence of it.

(There was pin-drop silence in the lecture theater.)

Student : What about darkness, Professor? Is there such a thing as darkness?
Professor: Yes. What is night if there isn’t darkness?
Student : You’re wrong again, sir. Darkness is the absence of something. You can have low light, normal light, bright light, flashing light. But if you have no light constantly, you have nothing and its called darkness, isn’t it? In reality, darkness isn’t. If it is, well you would be able to make darkness darker, wouldn’t you?

Professor: So what is the point you are making, young man ?

Student : Sir, my point is your philosophical premise is flawed.
Professor: Flawed ? Can you explain how?
Student : Sir, you are working on the premise of duality. You argue there is life and then there is death, a good GOD and a bad GOD. You are viewing the concept of GOD as something finite, something we can measure. Sir, Science can’t even explain a thought. It uses electricity and magnetism, but has never seen, much less fully understood either one. To view death as the opposite of life is to be ignorant of the fact that death cannot exist as a substantive thing.
Death is not the opposite of life: just the absence of it. Now tell me, Professor, do you teach your students that they evolved from a monkey?

Professor: If you are referring to the natural evolutionary process, yes, of course, I do.
Student : Have you ever observed evolution with your own eyes, sir?

(The Professor shook his head with a smile, beginning to realize where the argument was going.)

Student : Since no one has ever observed the process of evolution at work and cannot even prove that this process is an on-going endeavor. Are you not teaching your opinion, sir? Are you not a scientist but a preacher?

(The class was in uproar.)

Student : Is there anyone in the class who has ever seen the Professor’s brain?

(The class broke out into laughter. )

Student : Is there anyone here who has ever heard the Professor’s brain, felt it, touched or smelt it? No one appears to have done so. So, according to the established Rules of Empirical, Stable, Demonstrable Protocol, Science says that you have no brain, sir. With all due respect, sir, how do we then trust your lectures, sir?

(The room was silent. The Professor stared at the student, his face unfathomable.)

Professor: I guess you’ll have to take them on faith, son.
Student : That is it sir … Exactly ! The link between man & GOD is FAITH. That is all that keeps things alive and moving.

P.S.By the way, that student was EINSTEIN.

Rabu, 27 Juni 2012

Ulang Tahun

Saya tidak menyangka bahwa ternyata tahun ini akan menjadi sangat istimewa. Padahal saya baru saja merasa lebih besar dengan tidak menunggu dan mengingat hari ini, tapi justru beriringan dengan itu, dunia menunjukkan pada saya tentang apa yang perlu saya syukuri dalam hidup.

Dikerjain 3 kali. Baru kali ini saya ulang tahun dirayain sampe tanggal 26 Juni 2012, sampai nggak bisa kaget lagi (mungkin)
Makasih buat CT-BPH HMD Kimia, gea-anka-gadis-rani-jenny-rara, dan Humas Ranger .

Dan semuanya. Terima kasih Papa, Ibu, oh ya, dan kamu.

Jumat, 08 Juni 2012

9 Summers 10 Autumns




Saya membaca buku ini di momen yang tepat ketika saya sedang membutuhkan nafas segar di tengah engapnya dunia perkuliahan. Buku ini mengantarkan saya pada hangatnya kasih sayang keluarga, manisnya perjuangan, dan luar biasanya efek pendidikan.

Ditulis berdasarkan kisah nyata, Iwan Setiawan, yang menghabiskan masa kecilnya di rumah berukuran 6x7 meter yang beralaskan semen, di kaki Gunung Panderman, Kota Batu, Malang. Rumah yang mengantarnya menjadi direktur di Nielsen New York, United State of America. Rumah yang ia bagi bertujuh bersama ayahnya, ibunya, dan empat saudara perempuannya. Dari rumah ini, mimpi demi mimpi pun lahir. Mimpi untuk membangun kamar di atas dapur, di rumah mungilnya. 
Ayahnya seorang supir angkot yang tidak bisa mengingat tanggal lahirnya dan ibunya tidak tamat sekolah dasar. Permasalahan ekonomi hidup bersama keluarga ini, yang membuat ia dan saudaranya mencari tambahan uang dengan mengecat boneka kayu di rumah tetangganya, membantu tetangga berdagang di pasar, dan berjualan di saat bulan puasa. Sahabat kecilnya bukanlah mainan, mobil - mobilan, atau boneka barbie, melainkan buku - buku pelajaran. Melalui pendidikan, matahari mulai bersinar di atas rumah kecil ini, membentangkan jalan keluar dari penderitaan.
  
“Aku tidak bisa memilih masa kecilku”

Buku ini menampar saya, malu. Saya yang menghabiskan masa kecil di rumah beralaskan keramik, yang diberikan fasilitas dan kecukupan, tidur di atas empuknya spring bed, masih bisa – bisa nya tidak bersyukur dengan tidak belajar bersungguh sungguh. Berkali kali mengalami demotivasi diri, takut bermimpi, kembung ilmu (yang padahal mungkin cuma masuk angin). Kalah dengan sosok yang terlahir di rumah beralaskan semen, yang tidur di atas dipan bambu. Dengan kegigihan, ia berhasil melepaskan belenggu penderitaan keluarganya, dan mampu mengangkat harkat keluarga.

Melewati 9 musim panas dan 10 musim gugur, gemerlap New York telah memikat Iwan Setiawan, sampai akhirnya ia kembali ke rumah kecilnya di kaki Gunung Panderman, kembali ke keluarganya. 
Seindah apapun negeri lain, seindah apapun Paris, London, New York, atau kota manapun di dunia ini, tidak ada tempat yang lebih indah dan lebih nyaman dari rumah. Dimana mimpi terlahir, pelajaran hidup diecap, dan perjalanan hidup dimulai.

Ibu, Papa, Mas Aji, di usia saya 18 yang akan menginjak 19 ini, izinkan Tika untuk meminta maaf. Tika belum bisa membawa kesuksesan Tika ke pangkuan kalian. 18 tahun rasanya sudah terlalu lama untuk membuat kalian tersenyum bangga, namun terasa terlalu cepat berlalu. Terima kasih atas segalanya yang telah kalian kasih buat Tika. Terima kasih atas gelombang kasih yang mengalir tanpa pernah surut.

Tetap jaga semangatmu, Dwi Mustika Handayani. Hidup tidak boleh biasa – biasa saja :)

Senin, 04 Juni 2012

Guru yang Hebat, Selalu Menjadi Guru yang Hebat

Well, Tika adalah salah satu murid yang baik, smart, diligent, and calm too. Ustad paling kagum waktu Tika adalah the only one in NFBS di kelas 1 yang ngumpulin tugas libur waktu garbel longsor. 

You have determination to success, You have a good self motivation for study. You dint talk much, you just prove it with real action. You have my complement. I wish you the be the best student in NFBS. Enjoy Studying here at NFBS


With all the good comes in your life, hope you'll be a good muslimah too, best in islam way. Keep up the good mark, keep up the high motivation, and keep up Allah in your heart - Ust. R.M Luthfi, S.IP

Halo ustad, saya inget banget ustad ngasih tulisan ini ke saya, di hari ustad mengajar di NFBS. Saat itu saya masih kelas 7. Dan saya sangat senang pelajaran yang Ustad ampu. Ustad mengajar dengan kreatif dan menyenangkan, saya masih ingat ketika Ustad bercerita ketika ustad pergi berdemo dan memantati barikade polisi.

Bahkan saya sempat membenci guru pengganti Ustad saat itu yang menjelaskan bedanya hukum dan politik dan jelas sekali dia membenci politik. Saya sebal. Yang saya tahu, Ustad adalah sarjana politik, dan Ustad adalah guru yang sangat luar biasa. Kamudian dia tidak mau kalah sama Ustad sehingga bercerita seperti itu. Haha bena - benar kecil ya saya dulu.
Omong omong, Saya juga tidak suka politik, stad. Sekarang saya melihat bahwa politik itu kotor, bahkan politiknya manusia lebih kotor dari politik hewan. Tapi Ustad, sampai sekarang mungkin ustad lah satu - satunya orang politik yang terbaik, bagi saya .

Saat dulu Ustad mengenal saya, saya adalah anak perempuan yang pendiam. Ustad tau? Hidup berubah dan anak smp waktu itu sudah banyak berubah karena hidup yang dilewatinya. Saya sekarang banyak omong dan cerewet. Kalau nanti kita ketemu, saya yakin Ustad tidak akan tahan dengar ocehan saya yang tidak habis - habis ini.

Ustad, masih suka makan ikan gurame bakar?

Omong - omong Ustad, saya tidak berhasil menjadi the best student in NFBS. Saya pernah diskors loh stad di tahun kedua saya karena dalam satu bulan, saya 4 kali alpa sholat subuh ke masjid. Saya juga pernah membawa barang ilegal sehingga disita sama Ustad Harun dan harus menebusnya seharga Rp400.000. Saya bandel ya hehe. Tapi ustad, saya juga berhasil di berbagai kejuaraan dan lomba ustad. Saya ikut gebyar sains waktu itu, smansa smart competition, dan saya meraih juara. Saya juga suka ikut lomba bahasa dan berkali - kali menjadi juara, mulai dari news anchor, english speech, bahkan arabic story telling. Saya juara 1 loh ustad di lomba arabic story telling :D Terakhir, saya nomor 2 tertinggi nilai UN di NFBS stad, setelah Khonsa. I could be better, actually.
Saya mau cari alasan ya, pas UN itu saya sedang sakit ust. UN Matematika saya salah satu karena saya salah menghitung 0,5 x 2 = 0,5 !

Hehe apa kabar Ustad? Saya dengar ustad sudah menikah dan sudah punya anak? Waah semoga menjadi keluarga sakinah dan anak-anaknya sholeh/ah ya ust. Saya inget dulu ustad menulis ustad mau menjadi muslim dan ikhwan yang bauk, suami yang setia dan penuh kasih sayang buat keluarga, dan menjadi a good dad for your kids. Semangat selalu :)

Ohiya, sekarang ustad kerja dimana dan sebagai apa? Dosen kah? Atau Jurnalis? Atau PNS yang jujur dan professional? Atau sekarang jadi enterpreneur? Semua itu cita - cita yang Ustad tuliskan di lembar identitas yang Ustad kasih ke saya. Atau dosen sekaligus jurnalis sekaligus enterpreneur? Apapun itu, semoga kesuksesan selalu menyertai ustad dan keluarga.

Saya lagi stress kuliah nih, doakan saya ya :s

Minggu, 13 Mei 2012

#PARTIKEL

Dee akhirnya kembali dengan Partikel, yang di-release 13 April 2012 silam. Dee merupakan sosok penulis yang rasanya ingin saya bongkar isi kepalanya, ingin saya kelotoki habis – habisan buah pemikirannya, dan ingin saya buntuti ke tempat persembunyiannya mencari wangsit. Yang terakhir saya hanya bercanda, hehe :D

Partikel sukses membuat perasaan dan emosi saya mengalami turbulensi yang dahsyat. Juga membuat gerigi otak saya berdesing keras. Partikel benar – benar membuat saya terhanyut di dalamnya, dan saya pasrah pada arus dan dinamika yang tercipta. 
Saya memang bisa menjadi melankolis saat berhadapan dengan buku. Bagi saya, kata – kata punya kekuatan untuk menginduksi yang lebih mendalam dibandingkan visual.


Partikel merupakan buku keempat serial supernova dengan pendahulu-pendahulunya :
1.Ksatria Putri dan Bintang Jatuh, 2. Akar, dan 3. Petir.
Berbeda dengan sequel lain yang biasanya harus dibaca berurutan, sepertinya tidak masalah untuk membaca serial ini secara acak karena setiap buku menawarkan kisah dan perjalanan yang berbeda. Hanya terdapat kepingan – kepingan kisah dari cerita sebelumnya. Tapi menurut saya, akan lebih kuat sensasinya ketika membacanya berurutan. Semuanya memiliki benang merah yang apabila dirunut akan menciptakan korelasi yang mengikat. Karakter. Yang selalu saya suka dari karya – karya Dee, adalah karakter yang kuat, dan seperti nyata. Ada kesamaan karakter di masing – masing judul Supernova. Karakter di serial supernova ini, sama sama sedang melakukan pencarian. Hidup menawarkan banyak hal tak terduga pada mereka. Kemana pun mereka melangkah, selalu ada tanda tanya yang mengekor di belakangnya, menuntut untuk dijawab. Mungkin tanda tanya ini juga atau yang nanti akan mengekor di belakang kalian. Dalam perjalanannya, karakter - karakter ini sama sama menjalani proses menuju aktualisasi diri.

Selami sendiri kedalaman Supernova. Jangan lupa siapkan pelampung.

Saya berkenalan dengan banyak karakter. Karakter favorite saya di Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, adalah Ferre. Seorang yang terperangkap dalam paradigma dan persepsi yang dibentuk masyarakat. Ketika masyarakat memandangnya sebagai pebisnis yang luar biasa hebat, memiliki segalanya yang dimimpikan semua orang pada usianya, namun ternyata Ferre memiliki sisi lain dari dirinya yang tidak pernah diduga. Jiwa pujangganya terkungkung jauh di dalam. Ada hal tertentu yang tidak bisa didapatkan oleh Ferre. Betapa hidup ironis untuk seorang Ferre.
Bodhi dalam Akar pun menjadi salah satu favorit saya. Jiwanya bebas berkelana laksana burung yang terbang di ketinggian batas cakrawala. Langkah-langkahnya ringan menuju pelosok negeri manapun mencari kesejatian meski dirinya tidak masih berusaha memahami apa arti kesejatian itu sendiri. Tapi rasanya, Bodhi memiliki kedaulatan penuh untuk menentukan kemana kakinya akan melangkah, tanpa ada yang menambat kakinya di bumi.

Di Partikel, saya berkenalan dengan karakter yang mempu membuat saya berdecak kagum atas keberaniannya dan bertepuk tangan atas kesungguhan dan keteguhan hatinya. Zarah. Anak dari seorang ibu yang religius bernama Aisyah dan ayah yang jenius bernama Firas. Zarah dibesarkan dengan cara yang berbeda dari anak - anak pada umumnya dengan dididik langsung oleh ayahnya, Firas, seorang ahli mikologi di IPB yang tidak percaya terhadap sistem pendidikan formal. Menurutnya, sistem pendidikan formal hanyalah mengikat dan membatasi imajinasi dan kreativitas seseorang. Ia percaya Zarah akan menjadi anak yang luar biasa cerdas dengan didikannya langsung. Cara yang dilakukan Firas dalam mendidik Zarah cukup unik, menanggalkan baju kesombongan yang dikenakan manusia, menghubungkan ilmu pengetahuan dengan mendidik Zarah supaya menjadi manusia yang baik. Zarah dijejali dengan berbagai ilmu, terutama biologi. Firas memiliki ketertarikan yang kuat terhadap dunia fungi dan percaya bahwa fungi adalah makhluk hidup paling luar biasa sebagai sumber informasi semesta dan melaluinya, Firas percaya bisa melakukan perjalanan luar biasa yang tidak pernah dibayangkan manusia sebelumnya. Hal ini menimbulkan kontroversi di keluarga, bahkan di dunia akademik. Zarah yang melabuhkan seluruh kepercayaannya pada Firas, mewarisi kekontroversialan ini. Sampai pada suatu hari, Firas menghilang secara misterius. Betapa semua orang menyerah mencarinya, tinggallah Zarah bertahan mencari keberadaan sang ayah yang paling dicintainya dengan berbagai upaya yang bisa dia lakukan. Pencarian ini membawa Zarah ke dalam sebuah petualangan yang panjang mulai dari Tanjung Pitung di Kalimantan, sampai ke Glastonbury yang terkenal sebagai pusat komunitas New Age beliefs.

Dalam kisah ini, Zarah mengalami hal – hal tak terduga yang disuguhkan hidup, kepedihan, konflik dan kasih sayang keluarga, persahabatan, cinta, pengkhianatan.. 

Yang saya suka dari Dee, Dee menjadikan kisah cinta hanya sebagai bumbu untuk menghidupkan karakter dan jiwa dalam kisahnya. Dee juga mampu mengeksekusi kepingan kisah sederhana tanpa terlihat murahan. Misalnya saja, kisah Ksatria Putri dan Bintang jatuh, jalan ceritanya utama yang sebenarnya sederhana, mampu dikemas dalam paket istimewa.

koleksi supernova saya ,
ohiya bersamaan dengan terbitnya partikel, serial supernova sebelumnya juga re-release loh :)

Hal lain yang saya sukai dari Dee, selain karakter dan jiwanya, adalah detail kisah yang disajikan. Dee melakukan riset yang utuh dan komprehensif. Dalam Partikel, Dee mengupas tentang fungi, enteogen, extrateresterial.. Sejak saya menduduki bangku SMP, saya memiliki ketertarikan terhadap fenomena crop circle, alien, UFO, perjalanan astral, dan menarik gagasan terhadap keberadaan parallel universe. Oleh karena itu menggeluti novel Dee semakin membuncahkan rasa penasaran saya. Saya juga penasaran dengan adanya konspirasi dalam pembangunan-pembangunan situs – situs bersejarah seperti Piramida Giza, Macchu Pichu , Stonehenge betapa situs sejarah ini dibangun pada peradaban dulu.  Dan gagasan Ley Line menghubungkan saya kembali dengan berbagai pengetahuan yang pernah saya dapatkan dari sequel The Alchemist karangan Michael Scott, yang ternyata menyentil salah satu fenomena yang terselip di buku Harry Potter. Dan betapa adanya korelasi ini, saya semakin nggeragas untuk mengupas semuanya. 
 
Dengan membaca karya Dee, dengan atau tanpa saya sadari, saya juga sedang melakukan pencarian.

Sabtu, 24 Maret 2012

Lelah ini lillah


orang yang ikhlas, tidak akan merasa lelah
karena lelahnya lillah..
- bu sekum ceria - 


bismillah, semoga lelah ini lillah, untukmu Ya Allah, strengthen me then :)

Jumat, 16 Maret 2012

Menjemput Mimpi

matahari sedang dalam perjalannya menuju belahan bumi yang saya diami ketika saya mengizinkan jemari saya menari di atas keyboard.
saya ingin tidur, hibernasi, dan saat bangun nanti, sudah musim semi 2013.

pernah terjatuh saat menggantungkan mimpi setinggi - tingginya di langit?
dulu saya pernah.
padahal saya sudah melakukan ancang-ancang. berlari beratus ratus kilometer sebelum melakukan manuver lompatan tertinggi sepanjang sejarah itu, saya siap menggantungkan mimpi saya di bulan.
tapi pada akhirnya saya selalu menemukan cacat dalam rencaca yang saya pikir sudah sempurnya. saya lupa . lupa bahwa di bawah lembabnya tanah, masih ada bebatuan . bahkan air yang lembut pun akan terasa menyakitkan kalau kamu menjatuhkan diri dari ketinggian.
saya bergantung pada harapan yang tinggi sampai tangan saya kram menopang massa tubuh saya .
meringis mencoba bertahan ketika turbulensi mulai datang .

bumi seperti kehabisan kolagen ketika badan saya menumbuknya. momentum yang tidak sebanding akhirnya meremukkan seluruh rangka tubuh saya hingga serpihan.

betapa saya berharap untuk dapat terlahir kembali .

saya tidak terlahir kembali, tapi saya terus tumbuh.
seorang malaikat pernah membisikkan pesan ketika sel-sel tubuh saya bekerja sedemikian rupa untuk beragregasi membentuk kembali sosok dwi mustika handayani.
"gantungkan mimpimu setinggi langit, namun pastikan kakimua tetap menapak di bumi"

agar tidak jatuh.
sehingga hari ini, meski saya kecewa karena lagi lagi gagal untuk menjemput mimpi saya, saya tidak terjerembab.

masih banyak petualangan besar lain yang ditawarkan hidup kepadamu.

Kamis, 01 Maret 2012

paradoks

harus segera diakhiri

bagaimanapun caranya.

hai seseorang yang sedang menunggu kapal laut di landasan udara...kamu percaya keajaiban? dulu kamu bilang, kapal laut tidak akan berlabuh di landasan udara. berkali kali kamu memutuskan untuk menyerah dan pergi dari landasan udara. bukan, kamu tidak meninggalkan landasan udara dan memutar kemudimu ke dermaga. kamu pulang. dengan setiap bongkah hati mu yang bahkan setiap selnya memiliki mau yang berbeda. kamu menyerah. kamu ingin meledak. kamu ingin pergi selamanya.
tapi separuh dari hati mu ingin masih menunggu hingga kapal laut itu akan datang, menawarkan perjalanan hidup yang spektakuler. meski kerasnya ombak di lautan sana, siapa yang bisa menerka.

sayangnya, kamu menyerah pada pak tua yang memainkan bandulnya.
sampai pada titik yang aku sebut spontanitas.

seandainya saja kamu berani mengakui kapal laut apa yang sedang kamu tunggu. seandainya saja ada secercah keberanian untuk kamu mengakui bahwa kamu gila untuknya. orang waras macam apa yang menunggu kapal di landasan udara. kamu tidak pernah tau, bahwa ada sejelumit koneksi mutual antara kamu dengan sang kapal.

kamu tidak tau kan, kapal itu telah memutar kemudinya untuk apa yang sudah tidak ada.

Rabu, 08 Februari 2012

Talking To The Moon

Halo bulan
malam ini kau sombong sekali menebarkan pesonamu ke seantero jagad raya.
kau tau tidak, bahkan bintang - bintang di sekitarmu pun menyingkir, takut sinarnya kalah oleh pendar auramu.
tapi aku kembali datang, lagi lagi untuk bicara padamu.

Kamu bekerja layaknya penghapus jarak antara aku dengan seseorang ketika jarak ratusan kilometer memisahkan kami. Aku suka naik ke lantai teratas rumah kos, hanya untuk memandang kemegahanmu, mengagumi penciptamu, menyayangi ciptaan penciptamu. Meski hanya beralaskan sendal jepit, meski angin malam meniupkan beku ke tengkuk yang menggetarkan tulang rusuk. Kegiatan ini masih menjadi kesukaanku sampai detik ini, kalau saja kesibukan tidak terlalu melumpuhkanku . Karena yang aku tahu, bulan yang ada di langit di atas kotanya, pasti juga bulan yang aku lihat dari kotaku.

Kalau boleh aku mengutip perkataan seorang sahabat, kau itu mampu membuatku merasa dekat dengan setiap tempat di muka bumi ini, sejauh apapun itu.

Awalnya aku tidak benar-benar setuju. Tadinya aku berpikir bahwa akan ada masanya saat aku baru bisa melihatmu, belahan bumi yang paling aku rindukan justru melihat mentari terbit menggantikan keberadaanmu. Tapi temanku itu bilang, bahwa kalau saja aku perhatikan, kau tetap menggantung disana pada awal pagi, ketika mentari baru memunculkan mahkotanya. Pada detik itulah, bahkan jarak sejauh setengah keliling bumi, terasa dekat.



Hai, bulan..
bagaimana sih rasanya menggantung di atas sana? melihat segala hiruk pikuk kehidupan kota yang tidak pernah mati, menaungi desa yang tertidur, menyenangkan ya? menemani seseorang dalam isak tangisnya, atau tersenyum memandang mereka yang berbahagia, dan mengantar mereka tertidur bergelung di bawah selimutnya yang hangat.

Jika aku sedang duduk menatapmu seperti ini, perasaanku bisa menjadi sangat melankolis. Kau tahu tidak? Ini yang orang lain bilang galau, tapi peduli apa aku. Menurutku, ini justru momen supaya aku mampu mengalirkan segala energi yang aku miliki, emosi yang menyeruak, memori-memori yang menyelesak, dan scene-scene hidup yang mencuat. Aku perlu waktu untuk bisa mengistirahatkan sejenak tubuhku ketika otak ini terlalu lelah bekerja dalam logika dan angka, ketika jemari sudah kebas menulis laporan praktikum, ketika semua orang di dunia ini rasanya tidak lebih dari sekumpulan kuman yang menginfeksi . Aku perlu waktu untuk aku dan diriku .Hanya kamu dan aku.

Aku tidak pernah datang kepadamu dengan perasaan yang persis sama. Tapi kamu selalu sedia menerima induksi perasaanku, sebahagia apapun, segamang apapun, dan separah apapun itu. Dan saat aku bicara padamu tanpa kata, sejujurnya aku sedang bicara pada penciptamu yang telah memberikan hidup yang sangat spektakuler.

Bulan..

Aku pernah memandangmu bersama seseorang yang berarti pada suatu malam, sambil juga memandangi bintang - bintang artifisial yang terserak di bawah bukit itu. Sambil mencoba coba bereksperiment menangkap cahaya. Kamu menyaksikan kami, saat itu. Namun detik  ini, lautan dan daratan mencipta angka ribuan mil antara aku dengan dirinya . Memandangmu membuat aku berpikir bahwa jarak tidak lebih dari sekedar deretan angka dan satuan. Pasti kamu bulan yang sama yang dia lihat dari tanah tempatnya memijak. Tentu saja, karena bumi hanya mempunyai satu bulan, dan itu kamu.

Ah, tapi palingan dia tidak lihat bulan. Hahaha.

Bulan, bagaimana rasanya memerhatikan dia dari atas sana? Melihat senyumnya yang merekah dan tawanya yang lepas, atau kerut keningnya bahkan raut bingungnya. Menyenangkan sekali, kapan-kapan kita bertukar tempat yuk.

Yayaya...aku tahu kamu tidak mau.

Rabu, 01 Februari 2012

Mereka yang pergi tidak pernah benar-benar meninggalkanmu

Senja kemarin, seorang malaikat telah dipensiunkan oleh Tuhan. Tuhan bilang, tugasnya di bumi telah habis.

Malaikat itu bernama Bu Suryani, almarhumah.
Lagi-lagi dunia merasa kehilangan. Begitu pula keluarga kecil yang kau sebut akselerasi 2, anak - anaknya .

Entah berapa ton kesabaran yang Tuhan campurkan ketika menciptakan makhluk seperti beliau. Yang saya tahu hanyalah beliau memiliki kesabaran tanpa jeda menghadapi tingkah polah kami.
Saya masih ingat betapa beliau dengan kesabarannya tidak pernah meninggikan suara atau marah menghadapi kami yang memang benar-benar nakal. Hanya seutas senyum manis yang selalu menghiasi, meski kami benar-benar tahu bahwa ada setitik rasa jengkel dalam hatinya. Tuhan menjaganya penuh, betapa pun kami berulah, pada akhirnya rasa malu yang menghinggapi kami melihat kesabaran beliau.

Beliau adalah oasis di tengah kerontangnya jiwa yang haus ilmu. Segala ocehannya mengenai mitosis, meiosis, glikolisis, siklus kreb, voramen ovale, semuanya mencuat satu per satu mengiringi kepergiannya menuju keharibaan. Betapa dulu saya menjerit -jerit ingin segera mengakhiri kelas, namun kini jiwa saya menangis dan rela melakukan apapun demi kembali ke masa itu dan menikmati sisa waktu yang saya miliki bersamanya.

Beliau anak kunci rantai kesuksesan. Beliau tidak hanya menyuapi saya bekal untuk lulus UN dan masuk PTN favorit. Lebih dari apapun yang pernah dituntutkan kepada beliau sebagai seorang pengajar, beliau memberi saya bekal hidup, agar saya menjadi orang.

Terima kasih ibu, untuk semua kucuran ilmunya yang bahkan saya masih harus tergopoh menyongsongnya karena saking banyaknya, untuk selembar surat yang membawa saya ke dunia yang lebih luas, dan untuk setiap makna yang ibu sisipkan di sela pelajaran. Terima kasih Tuhan telah menghadirkan sosok malaikat dalam hidup saya.

Awalnya tidak ada satu kata pun yang mampu keluar dari lidah saya yang terasa kelu mendengar kabar duka ini. Yang saya benar-benar inginkan adalah saya ingin menemui beliau untuk terakhir kalinya. Saya sempat ragu karena saat itu hari sudah larut. Tapi kata-kata teman saya, Amri, menampar saya. "Inget Tik, wali kelas loh" akhirnya apalagi kalau bukan perasaan sayang, yang membawa langkah kaki saya ke rumah duka malam itu. Terima kasih Sri yang telah memberikan tumpangan.

Dan bendungan alamiah ini sudah tidak sanggup lagi menahan air mata yang mengalir deras dan melimpah ruah saat melihat jasadnya terbujur berbungkus kafan. Saya merasa bahu saya bergetar melihat beliau berlapis kain putih. Entah perasaan semacam apa. Tidak karuan.
Wajah teduh itu masih sama seperti yang saya lihat beberapa hari yang lalu. Rasanya masih seperti kemaren saya mencium tangannya dan beliau masih dengan sehat dan bugarnya berkata "Mbak Tika tambah cantik aja, gimana kuliahnya? sukses ya :)"
Wajah itu masih sama, hanya saja matanya tertutup untuk selamanya. Senyumnya tidak akan tersungging lagi. Bibirnya terkatup rapat. Rasanya saya ingin sekali saat saya memohon kepada Tuhan agar memberikan keajaiban. Berkali kali saya meneriakkan dalam hati supaya Ibu Suryani kembali berbicara dan menyapa saya dengan logat jawa nya yang kental. Saya rindu sapaan lembut ibu yang terasa seperti angin di siang hari yang terik. Tapi bibir itu tetap terkatup. Tuhan benar-benar telah mempensiunkan malaikat ini dari pekerjaan sucinya di dunia.

Tidak peduli malam sudah larut mendekati pergantian hari. Saya dan teman-teman saya tetap menunggu disana. Tidak selangkah pun saya beranjak selain ingin mengiringi beliau sampai memasuki mobil menuju perjalanannya ke Solo, menuju peristirahatanya yang tenang. Bu, semoga ilmu yang selama ini Ibu curahkan dengan tulus, menjadi penerangmu di sana,

Dan masing-masing dari kami pulang ke kediaman masing-masing, dengan berbagai perasaan yang berkecamuk, namun sama sama kehilangan.

Saya dulu pernah bertanya mengapa orang - orang yang saya sayangi pada akhirnya satu-persatu pergi meninggalkan. Tapi terjawab sederhana dengan sebungkus cokelat yang saya makan malam itu sepulangnya saya dari pelawatan. Saat itu saya tengah memainkan pembungkus cokelat menjadi lipatan - lipatan tak beraturan. Sampai saya menemukan tanggal yang tertera di sana.

Tanggal kadaluarsa.

Mungkin Tuhan memang telah menentukan tanggal kadaluarsa setiap individu yang Dia ciptakan. Ibu Suryani adalah sosok yang luar biasa baik hati dan disayangi Tuhan. Buktinya Tuhan begitu rindu pada beliau sehingga Dia ingin beliau segera kembali.

Bedanya, tanggal kadaluarsa manusia berbeda dengan cokelat. Masih dapat dirasakan keberadaannya meski telah lewat tanggal kadaluarsa. Dan rasanya tetap sama seperti dulu. Bahkan, meskipun sudah melewati tanggal tersebut, manusia tetap bisa dikenang melalui karyanya.

Kalau kata Dumbledore. Orang yang kita sayangi tidak pernah benar-benar pergi dari hidup kita. Mereka akan tetap hidup selama kamu masih hidup. Selama kita masih mampu menghadirkannya dalam ingatan dan hati kita. Mereka akan tetap hidup, melalui ragamu.

Semoga ilmu yang kau berikan tetap mengalir dari generasi ke generasi.

Sejuta doa untuk Ibu Suryani. Selamat jalan, semoga kau diberikan singgasana terindah di sisi-Nya
Dan tetaplah hidup di hati mereka yang menyayangimu....

Museum Geologi Bandung. Malaikat itu mengenakan jilbab merah muda :)
Hotel Yehezkied Bandung, Goes To Campus 2009. I wish you're still here with us


ga kuat, pengen nangis lagi
Tika sayang Bu Sur..............