Kamis, 01 Maret 2012

paradoks

harus segera diakhiri

bagaimanapun caranya.

hai seseorang yang sedang menunggu kapal laut di landasan udara...kamu percaya keajaiban? dulu kamu bilang, kapal laut tidak akan berlabuh di landasan udara. berkali kali kamu memutuskan untuk menyerah dan pergi dari landasan udara. bukan, kamu tidak meninggalkan landasan udara dan memutar kemudimu ke dermaga. kamu pulang. dengan setiap bongkah hati mu yang bahkan setiap selnya memiliki mau yang berbeda. kamu menyerah. kamu ingin meledak. kamu ingin pergi selamanya.
tapi separuh dari hati mu ingin masih menunggu hingga kapal laut itu akan datang, menawarkan perjalanan hidup yang spektakuler. meski kerasnya ombak di lautan sana, siapa yang bisa menerka.

sayangnya, kamu menyerah pada pak tua yang memainkan bandulnya.
sampai pada titik yang aku sebut spontanitas.

seandainya saja kamu berani mengakui kapal laut apa yang sedang kamu tunggu. seandainya saja ada secercah keberanian untuk kamu mengakui bahwa kamu gila untuknya. orang waras macam apa yang menunggu kapal di landasan udara. kamu tidak pernah tau, bahwa ada sejelumit koneksi mutual antara kamu dengan sang kapal.

kamu tidak tau kan, kapal itu telah memutar kemudinya untuk apa yang sudah tidak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

drop some words!