Jumat, 16 Maret 2012

Menjemput Mimpi

matahari sedang dalam perjalannya menuju belahan bumi yang saya diami ketika saya mengizinkan jemari saya menari di atas keyboard.
saya ingin tidur, hibernasi, dan saat bangun nanti, sudah musim semi 2013.

pernah terjatuh saat menggantungkan mimpi setinggi - tingginya di langit?
dulu saya pernah.
padahal saya sudah melakukan ancang-ancang. berlari beratus ratus kilometer sebelum melakukan manuver lompatan tertinggi sepanjang sejarah itu, saya siap menggantungkan mimpi saya di bulan.
tapi pada akhirnya saya selalu menemukan cacat dalam rencaca yang saya pikir sudah sempurnya. saya lupa . lupa bahwa di bawah lembabnya tanah, masih ada bebatuan . bahkan air yang lembut pun akan terasa menyakitkan kalau kamu menjatuhkan diri dari ketinggian.
saya bergantung pada harapan yang tinggi sampai tangan saya kram menopang massa tubuh saya .
meringis mencoba bertahan ketika turbulensi mulai datang .

bumi seperti kehabisan kolagen ketika badan saya menumbuknya. momentum yang tidak sebanding akhirnya meremukkan seluruh rangka tubuh saya hingga serpihan.

betapa saya berharap untuk dapat terlahir kembali .

saya tidak terlahir kembali, tapi saya terus tumbuh.
seorang malaikat pernah membisikkan pesan ketika sel-sel tubuh saya bekerja sedemikian rupa untuk beragregasi membentuk kembali sosok dwi mustika handayani.
"gantungkan mimpimu setinggi langit, namun pastikan kakimua tetap menapak di bumi"

agar tidak jatuh.
sehingga hari ini, meski saya kecewa karena lagi lagi gagal untuk menjemput mimpi saya, saya tidak terjerembab.

masih banyak petualangan besar lain yang ditawarkan hidup kepadamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

drop some words!