Senin, 31 Desember 2012

Head over Heels

Ada satu manusia yang tercipta istimewa.

Garis wajah yang tidak biasa, mengunci dua bola mata dalam penjara tanpa siksa.

Dalam diam ia bicara. Dengan kata yang binasa. Dalam bisik yang tak terusik.
Dalam tiada dia menyapa. Dengan frekuensi yang hanya mampu didengar lumba-lumba.
Batas tipis selalu ia bawa dan tak pernah lupa.
Halilintar kalah perkasa untuk membuat gentar

Dan dalam semesta seorang bocah.
Dia adalah kepingan rasa yang ia cacah menjadi remah.
Dia adalah mozaik kerlip binar matanya yang terperangah.
Dan alasan untuk setiap senja yang merah

Is black your favourite color?

Kamis, 27 Desember 2012

Melepaskan genggaman

Ajaib bagaimana dua insan bertahan membunuh rasa sepi.

Yang satu lari kalang kabut, yang satu meniti terlampau hati hati.

Ajaib apa yang telah dilakukan waktu terhadap dua manusia. Seperti waktu yang melapukkan batuan, membuat besi berkarat, dan bangkai membusuk. Tapi waktu juga yang akan menghijaukan padang ilalang, menyembuhkan luka..

Semoga angin membawa mereka ke tempat – tempat mereka seharusnya melangkahkan kaki kaki kecil mereka. Menuju ujung pencarian atas jiwa yang belum sempurna. Menuju muara kesempurnaan dalam lautan doa para malaikat langit yang tidak pernah surut.

Satu ke utara, yang lain ke tenggara.

Untuk apa terus bergandengan tangan bila kaki tidak sejalan. Aku ke China, kau ke Canberra. Bisa – bisa tangan kita sama – sama putus. Akan lebih banyak harga yang perlu dibayarkan dari sekadar operasi tangan.

Biarlah mereka melepaskan genggaman mereka.

Karena mungkin hanya dengan cara inilah, mereka bisa untuk tidak saling menyakiti. Dan biarlah, bila dengan cara ini mereka bisa membenahi diri masing masing, menyembuhkan luka hingga kering.