Selasa, 18 Mei 2010

akan ada masa ketika ...


bismillah
akan ada masa, ketika kita sibuk mencari warna dan memadu padankan busana .
dan ketika yang lain sibuk mencari setelan yang cocok di tubuhnya .

akan ada masa, ketika kita mencari apa yang cukup layak digunakan sebagai alat menjejak .
dan yang lain mungkin mengilap sepatunya agar tampak mengilat dan bersih .

akan ada masa, ketika kita berbaris beriringan dengan busana warna warni dengan hak hak tinggi .
dan yang lain berdiri dengan gagah mengenakan setelan jas rapi dan keren .

akan ada masa, ketika seseorang berbicara di depan ribuan pengunjung .
tentang perjalanan singkat yang hanya seperti mimpi tadi malam .

akan ada masa, ketika mereka yang terkasih memeluk dan menangis haru menciumi kepala kita.
karena air mata seringkali menetes bukan karena kesedihan, melainkan kebahagiaan yang teramat sangat .

akan ada masa, ketika kita duduk pada deretan kursi hijau yang seragam .
berceloteh seperti anak kecil, untuk mungkin yang terakhir kalinya .

akan ada masa, ketika kita merasa gemetar nama kita bergaung .khidmat menggaungkan serenade keberhasilan dalam perjalanan mentari pergi dan kembali

akan ada masa, ketika kita berjalan berhati hati di atas karpet yang lebih tinggi .
dan menerima beberapa ons tambahan beban yang menggantung di leher .

akan ada masa, ketika terlihat terlalu banyak kilatan cahaya di sana dan di sini .
dengan orang orang yang berganti gaya dan berganti teman .
karena kita tidak tau lagi, kapan hal ini akan terulang .

akan ada masa, ketika kita menikmati segala jenis senandung dan gerakan gemulai di tempat yang lebih rendah .
karena bahkan esok, masing masing dari kita akan memulai hari yang sama sekali berbeda .

akan ada masa, ketika kita bertukar benda dengan saabat tersayang .
karena mungkin hanya itulah benda yang akan menjadi penghubung satu sama lain .
entah untuk berapa taun lagi .

akan ada masa, ketika pelukan kita terasa terlalu erat hingga tak terlepaskan .
akan ada masa, ketika genggaman jemari kita bersilang – silangan .
karena orang yang sama akan berjalan ke arah yang berbeda kemana kaki – kaki mereka menjejak, kemana angin menghempas, dan kemana nasib berlabuh .

akan ada masa, ketika ruh akan membawa jasad yang dinaunginya pergi melanjutkan perjalanan .
karena perjalanan kita bersama tidak lebih dari mimpi tadi malam, yang terus teringat ketika kita terbangun dalam hangatnya sinar mentari pertama yang menyusup dari gorden yang kemerahan .

dan burung burung bernyanyi kicauan pagi yang merdu .

dan ya, hidup masih panjang, kita baru saja mengawali hari .



terdedikasikan untuk semua teman teman akselerasi
XII IPA 8,

sincerely,



i.m gonna miss you .

oh no, i miss you already

Senin, 17 Mei 2010

sejuta wajah, sejuta kisah

bismillah

hari ini, saya melihat banyak wajah .

wajah seorang perempuan yang penuh mimpi dan pengharapan .
bola matanya bulat dan hitam entah seperti batu apa pun yang terhitam .
menatap lurus ke depan .
menerapkan apa kata Mas Donny untuk menaruh mimpinya 5 cm di depan kening .
ya, tepat pada 5 cm menggantung di depan keningnya ia melihat hamparan mimpi dan harapan, tak melepaskannya kemana pun ia melangkah .
dan saya melihatnya di cermin pagi ini .

wajah banyak orang yang keningnya berkerut-kerut seperti gelombang .
sebentar hilang dan sedetik kemudian timbul .
kepala kepala yang menunduk .
menyelam dalam ribuan soal, dan tak sadar bahkan ketika seseorang berkata “hai, pelajaran apa pagi ini ?”

wajah wajah yang tersenyum ramah .
melambai-lambaikan tangannya, mengatur mobil – mobil agar berbaris rapi .
memindahkan palang bersemen bertuliskan “parkir guru” ke tempat lain agar ada tempat bagi mobil siswa yang mengemudi .
meski mentari tetap menunjukkan kekuatannya .
kulit itu mulai menghitam, peluh membanjiri keningnya yang melengkung .
tapi segaris senyum dan gelak tawa layaknya oasis di tengah gurun pasir .

wajah wajah yang terpaku di depan layar computer selama satu hari penuh .
padahal 3 sampai 4 jam saja telah mampu membuat mata panas dan berair .
jari jari mereka menari nari di atas keyboard sementara mata tetap berkonsentrasi pada dokumen entah itu apa . kesalahan pada satu kata mungkin bisa membuatnya haru mengulang kembali apa yang sudah dia kerjakan selama tujuh jam hari itu .
atau tidak, mungkin bos mereka akan memarahi mereka habis habisan .

wajah teduh menjalani hidup dengan ikhlas dalam kendaraan jingga beroda tiga .
mengantarkan dua orang penumpang ke tempat tujuan, menelusuri jalan tikus menghindari kemacetan yang menggila .
dan bingung ketika Tuhan memutuskan rantai kendaraannya .
namun tetap bersabar sampai-sampai ia merelakan kehilangan separuh harga dari tarif yang seharusnya .
semoga tak berarti malam itu anak anaknya harus akan setengah porsi .
Tuhan, tolong jaga sopir bajaj baik hati itu 

juga raut wajah lain di sepanjang lorong kumuh, wajah – wajah di atas ular besi panjang yang meliuk cepat , dengan kisah berbeda dibalik wajah – wajah tersebut .
setiap wajah menyimpan rahasia yang berbeda, namun mencari satu hal yang sama, kebahagiaan

Jumat, 12 Februari 2010

Surat Untuk para (calon) dokter di Indonesia....


bismillah

image source


Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.
Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah
Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…


NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.


Aditya Putra Priyahita,
seorang yang sangat merindukan sebuah reuni anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di surga nanti


source: http://adityasaja.blogspot.com/2009/11/sebuah-surat-untuk-dokter-dan-mahasiswa.html

Tuhan, aku mau jadi dokter .
bismillah ... :)

Kamis, 11 Februari 2010

The Beauty of Mathematics and the Love of God


bismillah .

image source here


dearest reader, hehe . I cant stop wondering why i can understand math as i wish I were . Yak I was good enough in math when I was in elementary and junior high ? but now, why .. why ..
Math is getting harder and more difficult aaaaa I am just like goofy when i see the mixed of letter and number . my head spins around . ahaha that's too over .





Well, I am flooded by dreams and wishes this year, my dream to be admitted in medical faculty in Universitas Indonesia, my struggle on it, and my worry .
My mom clearly know that I have a BIG WORRY about it, and how I occasionally feel down . How she always build me up and make me sure that I am able to reach it, that Allah always gives clues for me, that He has the most beautiful way and beautiful plan for me . That I should believe Allah is always by my side, amin .

I love her so much. I love you mom, she supports me a lot. TON of thanks for you . Tonight I've just received email from her . And I am [embarassed to say that} cryin happy, she gave me an inspiring motivation !!

THIS IS IT .

Here is an interesting and lovely way to look at the beauty of mathematics, and of God, the sum of all wonders.


1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 987 65
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321


1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111


9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant, isn’t it?


And look at this symmetry:

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321


Now, take a look at this…

101%

From a strictly mathematical viewpoint:
What Equals 100%?

What does it mean to give MORE than 100%?

Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?
We have all been in situations where someone wants you to

GIVE OVER 100%.

How about ACHIEVING 101%?
What equals 100% in life?

Here’s a little mathematical formula that might help

Answer these questions:
If:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.


If:
H-A-R-D-W-O-R- K
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%

And:
K-N-O-W-L-E-D-G-E
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%


But:
A-T-T-I-T-U-D-E
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%

THEN, look how far the love of God will take you:

L-O-V-E-O-F-G-O-D
12+15+22+5+15+6+7+15+4 = 101%

Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will
Get you there, It’s the Love of God that will put you over the top!


mom, thank you so much..