Robin Scherbatsky, How I Met Your Mother
Minggu, 21 Oktober 2012
Sabtu, 20 Oktober 2012
Asbak Untuk Papa
Kali ini hanya akan bercerita.
Minggu lalu, saya membelikan asbak untuk papa. Bukan berarti mendukung beliau untuk merokok, kebalikannya, saya justru pengen dia berhenti merokok.
Asbak ini berwarna putih, dengan sepasang paru paru merah yang menjadi ceruk tempat abunya nanti dibuang. Di kanan kirinya, ada 2 buat tempat untuk melatakkan batang rokok.
Awalnya, papa nanya apa keistimewaan asbak itu. Dan saya cuman bilang, coba saja. Dan entah mendapat wangsit dari mana, Papa malah berpikir kalau saya telah melakukan sesuatu pada asbak itu yang membuat tar dan nikotin dalam rokok mengalami degradasi sehingga tidak lagi bahaya. Mentang - mentang anaknya belajar kimia. Saya cuma bilang, coba aja.
Pas papa coba, papa baru tahu. Kalau paru paru kanan terkena abu rokok, dia akan mengeluarkan suara batuk yang kencang berkali kali. Sementara kalau paru - paru kirinya yang terkena abu rokok, dia akan menjerit kesakitan.
Tapi barusan Papa nelpon, bilang kalau asbaknya malah bikin takut orang serumah, termasuk Mbak Mae yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah di siang hari.
Asbak ajaib itu sering batuk - batuk dan menjerit meskipun tidak terkena abu rokok.
Entah sensornya yang terlalu sensitif, entah emang seperti itu cara kerjanya.
Sekarang, Ibu juga jadi takut, apalagi kalau lagi belajar malam hari.
Baterai asbaknya dicopot deh. Jadilah dia asbak biasa tanpa kemampuan super.
Yah. Gagal.
Minggu lalu, saya membelikan asbak untuk papa. Bukan berarti mendukung beliau untuk merokok, kebalikannya, saya justru pengen dia berhenti merokok.
Asbak ini berwarna putih, dengan sepasang paru paru merah yang menjadi ceruk tempat abunya nanti dibuang. Di kanan kirinya, ada 2 buat tempat untuk melatakkan batang rokok.
Awalnya, papa nanya apa keistimewaan asbak itu. Dan saya cuman bilang, coba saja. Dan entah mendapat wangsit dari mana, Papa malah berpikir kalau saya telah melakukan sesuatu pada asbak itu yang membuat tar dan nikotin dalam rokok mengalami degradasi sehingga tidak lagi bahaya. Mentang - mentang anaknya belajar kimia. Saya cuma bilang, coba aja.
Pas papa coba, papa baru tahu. Kalau paru paru kanan terkena abu rokok, dia akan mengeluarkan suara batuk yang kencang berkali kali. Sementara kalau paru - paru kirinya yang terkena abu rokok, dia akan menjerit kesakitan.
Tapi barusan Papa nelpon, bilang kalau asbaknya malah bikin takut orang serumah, termasuk Mbak Mae yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah di siang hari.
Asbak ajaib itu sering batuk - batuk dan menjerit meskipun tidak terkena abu rokok.
Entah sensornya yang terlalu sensitif, entah emang seperti itu cara kerjanya.
Sekarang, Ibu juga jadi takut, apalagi kalau lagi belajar malam hari.
Baterai asbaknya dicopot deh. Jadilah dia asbak biasa tanpa kemampuan super.
Yah. Gagal.
Rabu, 10 Oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)