Senin, 05 September 2011

#ceritahijab Dwi Mustika Handayani

Bismillah, kemaren adalah hijab day sedunia. Saya menyimak timeline saya banyak hashtag #ceritahijab disana, saya memang tidak membacanya satu per satu, tetaoi saya ingin berbagi #ceritahijab saya disini.


Awalnya, memang, saya memakainya karena terpaksa. Jangan bayangkan seorang anak kecil uyang menangis ketika disuruh mengenakan jilbab. Karena memang bukan seperti itu, Sejak kecil, bahkan sejak saya belum bisa bicara, ibu saya selalu memakaikan jilbab di kepala mungil saya di berbagai kesempatan. Sampai akhirnya, ya seperti itulah makna berpakaian yang saya mengerti.


Saya disekolahkan di TK Islam, yang membuat saya bertahan dengan jilbab mungil saya yang hanya dikaretkan ke belakang kepala saya. Namanya juga anak kecil, saya hanya menggunakannya saat bepergian, tapi ketika bermain di lingkungan rumah, bahkan saya hanya menggunakan celana pendek dan kaos pendek. Jilbab saya masih buka tutup seperti polisi menangani kemacetan di Malangbong dan Tasikmalaya.

Sampai pada suatu hari, saya ingin lepas jilbab. 
Saat itu saya berada di bangku kelas 3 SD.
Padahal pada usia itu, saya sudah belajar menggunakan jilbab segi empat. Tapi saya memaksa ibu saya agar mengizinkan saya melepas jilbab.
Kalau mengingat alasannya, lucu sebenarnya. Saya ingin melepas jilbab karena..beberapa teman saya mengatakan bahwa saya lebih cantik kalau melepas jilbab. Mereka menyukai rambut saya. Dan seorang anak laki-laki, yang saat itu seringkali diledekin sama saya, mengaku pada temanku dia menyukai saya karena sempat melihat saya tidak memakai jilbab ketika bermain di halaman belakang rumah. Aneh ya.

"Bu, tika mau ke sekolah gapake jilbab dong, sekali.......aja", rengekku pada ibu
"Loh..loh..kenapa? bukannya tika suka pake jilbab?", tanyanya
"Iya tika suka, tapi kata temen-temen tika, tika lebih cantik kalo ga pake jilbab", saya berargumen
"Orang yang cantik, kalau memakai jilbab, lebih cantik di mata Allah..", jelas ibu
"Tapi kan sekali aja buu, boleh yaaa?", paksaku
"Yasudah, tapi kapan kapan ya...", jawabnya akhirnya
"HORE!" saya melonjak kegirangan


Tapi ternyata saya tidak benar-benar melakukannya. Saya memang mudah melupakan sesuatu. Seandainya pun saya ingat, ibu saya selalu menjawab "kapan kapan" atau "nanti saja". Saya menganggap itu sebagai ya, tapi nanti. Sehingga saya mungkin lelah bertanya.

Sampai akhirnya saya menyelesaikan studi saya di bangku sekolah dasar dan meneruskan ke SMP saya yang Boarding School dan memiliki pendidikan agama kuat. Saya makin terbiasa menggunakan jilbab. Bahkan di sekolah saya waktu itu, panjangnya jilbab ditentukan. Saya tidak keberatan memakai jilbab seperti teman-teman saya yang lain yang mengaku kegerahan karena baru memakai jilbab ketika memasuki pesantren ini.
Dan saya lulus dari SMP tersebut, dan masih mengenakan jilbab saya sampai saat ini.

Tiba tiba saya ingat tentang permintaan saya kepada ibu ketika saya kelas dua dahulu. Saya menagihnya ketika saya sudah menduduki bangku SMA. Saya bertanya sambil bercanda

"Bu, mana dulu katanya tika boleh gapake jilbab sehari?", todongku
"Masih mau ? Yaudah sana kalau berani", sahutnya
saya cuma nyengir.....

Ibu saya akhirnya bercerita betapa beliau dahulu sangat bingung ketika saya meminta hal itu, katanya, beliau takut kalau diizinkan saya malah keterusan, tapi beliau juga khawatir kalau dilarang, takutnya saya malah nekad. AKhirnya beliau putuskan untuk menjawab seperti itu, sampai pada saatnya saya paham sendiri tentang hukumnya.

Terkadang saya sempat berpikir...seandainya rambut bukan aurat. hahaha Astaghfirullah.

Eh sebenarnya mungkin yg daritadi saya bicarakan adalah kerudung, bukan jilbab, karena maknanya sesungghnya berbeda. Tapi saya dari dulu bilangnya jilbab. Yaudah maafin aja yaa hehe.

Semoga saya bisa berjilbab lebih baik lagi ke depannya, amin.

Susah, serius. Rasanya masih senang menggunakan celana jeans yang skinny karena saya terlihat lebih tinggi, rasanya masih senang menggunakan baju macam-macam. Bahkan kalau pesta, saya pernah menggunakan legging beberapa kali. Saya cuma pakai rok kalau mood saja -,- Hahaha.
Bantu anak keras kepala ini ya :P

ini #ceritahijab ku, mana ceritamu ?

1 komentar:

  1. wahhh kocak jg cerita hijab ny... sama kayak adek..

    BalasHapus

drop some words!