Kamis, 10 Juli 2014

Rumah Baru

Assalamu'alaikum :)

Terima kasih banyak sudah menjadi pembaca setia blog ini.

As you see, tons of posts in this site have been deleted :)
The thoughts ans writings are moving to a new home called Morning Dew.
You can always find them here.

Well it's kind of my new blog and I am newbie in tumblr, so...it's developing.

Best regards,
Dwi Mustika Handayani

Kamis, 15 Mei 2014

Aku dan Buku

Sejak kecil, aku jatuh cinta pada buku.

Ketika perempuan seusiaku kini mungkin lebih memilih membeli pakaian, sepatu, atau peralatan make up, aku akan lebih memilih menghabiskan uangku di toko buku.


Suatu hari nanti, akan kubacakan anakku cerita sebelum tidur, sebelum aku mengecup keningnya dan merangkulnya dalam dekapanku. Lalu mulutku tidak akan hentinya merapalkan doa, supaya anakku kelah menjadi anak yang shalih/ah, cerdas, dan berguna.

Ini kisah tentang bagaimana kecintaanku pada buku tumbuh.

Awalnya, bapak sering menceritakan kepadaku berbagai kisah yang menarik. Tentang si kuntul, wilwocipi, the arabian nights, hingga kisah para nabi. Sampai aku paham, bahwa selain kisah si kuntul dan wilwocipi yang bapak buat sendiri, aku dapat menemukan kisah lainnya dalam buku. Mungkin juga berjuta kisah lain yang belum sempat Bapak ceritakan.

Aku belajar membaca lebih dini dari anak lain seusiaku. Aku belajar membaca dari Mas Aji, kakakku, di sela sela waktu belajarnya. Mas Aji sabar mengajari aku membaca, hanya saja ketika dia serius belajar, dia akan menjadi tidak sabar. Pernah suatu hari ketika dia sedang serius belajar, aku kecil rewel mengganggunya untuk diajari membaca dan membuatnya kesal.

Sampai akhirnya ibuku memberikan aku buku, supaya tidak lagi mengganggu Mas Aji belajar.



Begitulah, hari – hari pertama kedekatanku dengan buku. Empat komik seri kisah hidup Rasulullah, dari kelahiran Sang Nabi, hingga Isra Mi’raj. Kubaca berulang kali, hingga lelap mendekap komik tersebut, atau terkadang saat sedang bosan, aku akan mulai mewarnai gambar-gambarnya.

Aku sangat senang ketika ibu membelikanku susu formula kotak berhadiah buku cerita. Kalau kalian ingat, buku ini tipis, ukurannya sekitar A5, dan penuh warna. Menyenangkan. Tidak perlu waktu lama untuk membacanya. Dan aku akan meminta ibu untuk membeli susu formula lagi.

Lalu ibuku, dengan segala keterbatasan yang keluarga kami miliki, melanggan majalah anak-anak ketika aku mulai menginjak bangku Taman Kanak Kanak, majalah Aku Anak Sholeh. Ibuku berlangganan majalah Ummi. Kami berdua sama sama membaca. Di halaman tengah majalah ibu, ada cerita bergambar pendek, sekitar dua halaman. Aku akan membaca majalah ibu hanya di bagian ini saja. Selalu. Lalu suatu hari ibu memotong semua cerita bergambar di majalahnya, dan menjadikannya satu booklet cerita untukku.

Ketika mulai masuk ke jenjang sekolah dasar, aku mulai membaca majalah anak – anak lain sesuai dengan bertambahnya usiaku. Kamis pagi menjadi hari wajib bangun pagi untuk menunggu loper koran lewat di depan rumah. Juga mulai merambah ke buku serial anak – anak lain. Donald Duck, Alladin, Sindbad, Doraemon, Conan..

Pernah suatu hari, ibu memesankanku dua buku cerita untuk hadiah ulang tahunku. Buku Cinderella dan Timun Mas. Tapi buku ini berbeda, Ibu menjadikanku tokoh dalam cerita. Tokoh Cinderella dan Timun Mas dalam cerita itu bernama Tika. Iya, aku adalah Cinderella, aku juga Timun Mas. Aku menjadi bagian dalam cerita :)
 
Mas Aji juga gemar membaca. Ah, saya beruntung sekali terlahir di keluarga yang membudayakan membaca di rumah. Namun, perbedaan usia kami cukup jauh dan aku belum siap membaca buku – buku tebal seperti yang Mas Aji baca. Keluarga kami pun bukan keluarga yang bisa membeli segalanya, tapi Allah memang Maha Pengasih. Kami selalu dicukupkan. Allah tetap memberiku jalan untuk menjaga hubungan akrab dengan buku. Ada taman baca kecil di dekat rumahku, cukup dengan jalan kaki atau bersepeda.

Aku sering berkunjung ke tempat itu sejak kelas 3 SD. Menyempatkan hadir untuk meminjam barang satu atau dua buku di sela-sela jam tidur siang. Yang akan aku baca sore hari setelah tidur siang, sebelum mengaji dan belajar selepas maghrib. Dari sana, aku mulai mengenal novel anak-anak, termasuk novel terjemahan, dari seri petualangan Enid Blyton, C.S Lewis, hingga Roald Dahl. Aku juga berkenalan dengan serial Goosebumps, bahkan aku membaca buku misteri R.L. Stine sampai ketakutan sendiri.

Pernah suatu hari di usiaku yang menginjak 20, sempat aku melihat koleksi lengkap seri petualangan Enid Blyton yang dulu menemani masa kecilku. Ada total 3 seri. Namun harganya melonjak mahal, maklum, seri buku lama. Akhirnya aku merogoh uang untuk membeli seri 5 sekawan Enid Blyton. Aku seperti menemukan kembali masa kecilku :)

Ketika aku kelas 6 SD, Mas Aji membelikan aku buku bacaan yang lebih tebal dari yang biasanya aku baca, dan berkata padaku bahwa sudah saatnya aku mengupgrade bacaanku. Kemudian Mas Aji juga memperkenalkanku dengan kisah David Pelzer dan Harry Potter. Saat itulah, aku tidak menyangka bahwa Mas Aji mengantarkanku pada buku favoritku.

Ya, waktu berjalan seiring aku tumbuh besar, Aku tumbuh bersama buku. Namun di usia remajaku, aku hanya sebentar menyentuh buku dengan genre teenlit. Ternyata, aku sudah mulai paham mengenai selera bukuku. Dan aku tidak bisa terlalu lama bersama teenlit. Aku lebih suka novel genre lain. Aku juga sudah berkenalan dengan Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh milik Dewi Lestari di bangku SMP. Di usia ini pula, aku berkenalan dengan novel berbahasa inggris melalui Alice in Wonderland milik Lewis Carroll, buku pertamaku (well..sebenarnya buku Mas Aji sih). Aku susah susah membacanya.


Ya, begitulah, ocehan singkat bagaimana aku bisa dekat dengan buku.

Aku selalu bermimpi memiliki perpustakaan dan taman bacaku sendiri, suatu hari nanti 
Dear readers, doakan semoga segera terwujud ya.. :)


-dwimustika-

Sabtu, 12 April 2014

Jadi wanita harus cerdas,
karena dari wanita cerdas, akan lahir anak-anak yang cerdas pula
(ibu)

Kamis, 30 Januari 2014

Rumah Impian

Tempat kembali yang menerima tanpa tapi. Bersih, nyaman, dan asri.
Di dalamnya, ada limpahan kasih yang tidak pernah surut mengalirkan kekuatan untuk setiap jiwa yang menghuni.
Dapur sederhana yang selalu berasap setiap hari. Makanan hangat yang tersaji tiga kali sehari di meja makan kami.
Perpustakaan dan ruang baca penuh buku – buku yang bermanfaat. Sumber ilmu dan inspirasi. Tempat berbagi dan menggali potensi.

Serta sahut-sahutan lantunan Al-Quran di malam dan pagi hari

-dwimustika-

Rabu, 25 Desember 2013

Bumi dan Langit

Menulis semua mimpi, harapan, dan cita - cita dengan pensil. Menyerahkannya kembali pada Allah. agar Allah bisa menghapus beberapa, dan menuliskan yang lebih baik.

Bukankah Tuhan lebih tau?

Manusia memang hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Yang perlu dilakukan manusia sebenarnya sederhana, hanya perlu ikhtiar bumi dan langit, serta selalu berbaik sangka bahwa Allah akan berikan yang terbaik.  

 image source here

Minggu, 15 Desember 2013

'ala kulli hal

Alhamdulillah 'ala kulli hal

A phrase that means praise to Allah in all circumstances. 
To understand and remind ones self to the truth that all praise truly belongs to Allah, even when one is faced with hardships and difficulties, and to remain grateful

Bersyukur, untuk semua hal yang terjadi dalam hidup saya...

Senyum dulu, cheers :)

Rabu, 04 Desember 2013

Suatu Hari Nanti

akan ada jawaban yang mutlak pasti atas sejuta keluhan tentang apa yang terjadi hari ini.

akan ada rasa malu yang teramat kepada Tuhan, karena pernah lancang berburuk sangka dengan takdir yang dirasa berat saat ini. 

akan ada penyesalan yang mendalam, karena pernah menaruh ketidakpercayaan kepada Tuhan, bahwa Ia yang akan menuntaskan semua berat, perih, dan sakit yang menimpa detik ini. 

suatu hari nanti. 

akan ada pelukan erat yang Tuhan hadiahkan atas segala kesabaran, ketaatan, dan kepatuhan yang dilakukan hari ini. karena Ia selalu cinta hambaNya yang yakin. sungguh tidak sulit bagiNya untuk membuat kita ‘mudah’ begitu saja saat ini, tapi bukankah Ia selalu rindu dimohonkan dan dibujuk-rayu dalam setiap sujud-sujud terakhir shalat? Ia selalu rindu, dan akan semakin rindu..

maka jawaban atas semua pertanyaan hari ini akan disimpanNya terus hingga saatnya yang paling tepat untuk menghadiahkan yang terbaik dan teristimewa bagi kita, hamba yang senantiasa dirindukanNya.

http://digntaswpp.com/autumn-backgrounds-wallpaper-widescreen.html

maka sederhanalah sudah tugas kita, hanya perlu berbaik sangka. karena akan ada yang Tuhan hadiahkan untuk kita, suatu hari nanti. 
 
Credit : zahramaulida

Peluk, kak :) 

Minggu, 10 November 2013

Cahaya

Betapa gelap dan temaram jalan yang sedang kamu jalani, tetaplah berusaha mencari cahaya.

Mungkin Tuhan rindu, melihatmu bersimpuh di hadapan-Nya dalam malam malam-mu yang panjang. Tuhan rindu memelukmu, ingin mendekapmu.

http://www.andriewongso.com/articles/details/8931/Cahaya-Lilin


Ada lentera dalam hati setiap manusia bernama iman. Terkadang ia redup. Yang kamu perlu lakukan adalah menyalakan lentera itu, dia lah cahayamu, dia yang akan menuntunmu.
Karena semua hal yang kamu alami dalam hidup, sekecil apapun, sebesar apapun, sepahit dan semanis apapun, semua adalah cara Allah untuk berbicara kepadamu. Semua adalah cara Allah untuk mengenalkan diri-Nya padamu.

:)

Minggu, 04 Agustus 2013

Mein Tagesalblauf

Share lagi :D


Ich stehe am Montag um halb fünf auf, danach habe ich Subuh-Gebet. Um fünf wasche ich mich, dann frühstücke ich um halb sechs. Ich verlasse das Haus und ich fahre um sieben zur Uni. Um zehn vor acht komme ich an der Uni an. 

Mein Unterricht fängt um acht an. Danach studiere ich von acht bis vier nachmittags. Aber ich habe von zwölf bis eins  eine Stunde Mittagspause. Um zehn nach zwölf bete ich, und dann habe ich um halb eins Mittagessen. Ich habe Feierabend um vier und Ich komme in der Wohngemeinschaft um viertel nach vier an. 

Ich esse um sieben zu Abend, dann sehe ich bis acht fern. Um acht vor zehn studiere und mache ich Hausaufgaben. Und dann gehe ich um elf schlafen.

Das ist mein Tagesalblauf, und deiner? 

(Juga, sudah dikoreksi)

Egyptians Paradoks (Morsi’s Sins)

Dosa-dosa presiden Mesir DR. Muhammad Mursi.

Dosa Mursi itu adalah karena dia bisa mengantarkan Mesir dalam setahun ke arah swasembada pangan. Yang dulu zaman mubarak gandum hanya boleh diproduksi dalam negeri sebanyak 20 % paling banyak, sekarang sudah melampai 60 %. Dulu harus mengimpor ke Amerika, sekarang Mursi mengimpor dari negara yang dia inginkan, yang lebih menguntungkan rakyat. Kondisi ini mampu menghemat belanja negara sampai milyaran dollar pertahun sekaligus meningkatkan perekonomian petani.

Dosa Mursi adalah karena mengembangkan terusan Suez menjadi pasar bebas dunia. Yang dulu di zaman mubarak hanya menghasilkan uang sebanyak 5.6 milyar dollar pertahun, akan meningkat 100 milyar dollar pertahun.

Dosa Mursi adalah menaikkan gaji PNS dan pensiunan sebanyak 200 % lebih, sementara harga-harga barang bisa dipertahankan tidak naik, sehingga PNS jadi lebih makmur.

Dosa Mursi adalah membangun pabrik samsung terbesar di Arab di provinsi Bani Suwef, sehingga harga barang elektronik menjadi murah.

Dosa Mursi adalah membuat pabrik mobil sendiri sehingga untuk tahun-tahun ke depan tidak perlu lagi mengimpor mobil.

Dosa Mursi adalah membuat pabrik senjata sendiri sehingga tidak perlu lagi mengimpor senjata-senjata rongsokan dari Amerika.

Dosa Mursi adalah membikin pabrik innar (sejenis tablet/ipad), sehingga seluruh rakyat nanti bisa mencicipi enaknya memakai barang elektronik bermutu dengan harga terjangkau. Anak-anak sekolah bisa belajar pakai alat canggih.

Dosa Mursi adalah mampu mempertahankan, bahkan menambah cadangan devisa Mesir yang sebelumnya sudah di ambang kebangkrutan.

Dosa Mursi terbesar adalah dia selalu shalat berjamaah di mesjid, hafal al Qur’an, selalu tahajjud dan sabar terhadap segala caci maki.

Dosa Mursi adalah mendukung perjuangan Palestina, Suriah dan Myanmar.

Dosa Mursi yang tidak kalah parahnya mengeluarkan Mesir dari rongrongan kekuasaan militer dalam 40 hari, di mana Erdogan butuh bertahun-tahun untuk melakukan itu.

Dosa Mursi meningkatkan harga diri negara Mesir di hadapan negara Arab lain bahkan dunia. Hingga Mesir jadi negara yang diperhitungkan.

Dosa Mursi adalah berusaha mengembangkan tenaga nuklir dan tenaga matahari sebagai energi alternatif di Mesir.

Dosa Mursi adalah karena ia mampu menarik investor luar negeri dan mempertahankan kepercayaan asing di Mesir.

Dosa Mursi adalah membuka kembali jalan darat antara Mesir dan Sudan sehingga kerja sama dalam bidang ekonomi kedua negara akan meningkat.

Dosa Mursi adalah mampu membuka lapangan kerja baru untuk 600 ribu lebih orang pengangguran.

Dosa Mursi adalah berusaha mengembalikan harta yang dibawa kabur ke luar negeri oleh Husni Mubarak dan antek-anteknya.

Dosa Mursi adalah menegakkan peradilan yang sebenarnya dan berusaha menghabisi kecurangan.

Dan banyak lagi dosa-dosanya yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu yang membikin lawan politik, terutama Amerika dan Israel jadi meradang.

Karena semua dosa-dosa itulah makanya ia akan digulingkan oleh para sisa-sisa antek mubarak, liberas, sekuler, komunis, dan Kristen Koptik serta muslim ambigu. Mereka memandang Mursi sudah gagal mengantarkan Mesir ke arah kehancuran.


courtesy : Ust. Zulfi Akmal

reblogged from Ka Zahra's tumblr

Jumat, 02 Agustus 2013

Mein Traumhaus

Iseng share, lagi belajar bahasa :D
Mein  Traumhaus liegt in München. Ich finde das Haus groβ und schön. Es hat ein Erdgeschoss, ein Untergeschoss , und ein Obergeschoss. 

Im Erdgeshoss sind ein Wohnzimmer, ein Esszimmer, eine Küche und ein WC. Ich finde den Flur lang. Das Wohnzimmer ist wirklich groβ. Im wohnzimmer gibt es einen Kamin und einen Erker. Da sind ein Sofa und drei Sessel. Das Sofa ist groβ und weiβ. Und die Sessel sind sehr bequem. Die Küche ist auch groβ, schön, und hell im Erdgeshoss. Sie hat eine Einbauküche mit Herd, Backofen, und Kühlschrank. Rechts ist das Esszimmer. Mein Esszimmer ist hell. Im Esszimmer stehen ein Tisch, vier Stühle, ein Schrank, und eine Stehlampe. Sie sind braun und sehr schön. Das Haus hat auch eine Terrasse.

Da sind zwei Schlafzimmer, ein Bad, ein Küche, und ein Leseraum im Untergeschoss. Meine Wohnung hat eine Heizung im Untergeschoss. Mein Schlafzimmer ist groβ, schön und sauber. Es hat einen Ankleideraum.  Im Schlafzimmer sind ein Bett, ein Nachttisch, eine Stehlampe, ein Sessel und ein Fernseher. Hier links ist der Leseraum. Der Leseraum ist ziemlich groβ und meine Bücherregale haben hier viel Platz. Im Leseraum habe ich einen Schrebtisch, einen Computer, und drei Bücherregale. Hier lese und arbaite ich gern. Das Bad im Untergeschoss hat eine Badewanne. Im Untergeschoss hat mein Haus ein Zimmer für Familie. Hier entspanne ich mich gern mit Familie.

Und Im Obergeschoss gibt es zwei Kinderzimmer und einen Abstellraum. Das Bad im OG ist nicht so groβ aber sehr sauber. Das Haus hat auch einen Garten. Der Garten ist wirklich groβ. Im Garten stehen Bäume. 

Das Haus ist viel zu teuer. Es kostet 1.399.000 € !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Kein Problem! :p

(Das ist mein Hausaufgabe. Telah dikoreksi oleh Herr Somba)

Selasa, 26 Maret 2013

A pencil-maker told the pencil 5 important lesson.

via abighifari

1. Everything you do will always leave a mark.
2. But you can always correct the mistake you make.
3. What is important is what is inside you.
4. In life you will undergo painful sharpening which will make you a better pencil.
5. And to be the best pencil you can be, you must allow yourself to be held and guided by the hand that holds you.

“You are the pencil “.

Selasa, 01 Januari 2013

2013?

...............................................................To My Ultimate Self.
 

Senin, 31 Desember 2012

Head over Heels

Ada satu manusia yang tercipta istimewa.

Garis wajah yang tidak biasa, mengunci dua bola mata dalam penjara tanpa siksa.

Dalam diam ia bicara. Dengan kata yang binasa. Dalam bisik yang tak terusik.
Dalam tiada dia menyapa. Dengan frekuensi yang hanya mampu didengar lumba-lumba.
Batas tipis selalu ia bawa dan tak pernah lupa.
Halilintar kalah perkasa untuk membuat gentar

Dan dalam semesta seorang bocah.
Dia adalah kepingan rasa yang ia cacah menjadi remah.
Dia adalah mozaik kerlip binar matanya yang terperangah.
Dan alasan untuk setiap senja yang merah

Is black your favourite color?

Kamis, 27 Desember 2012

Melepaskan genggaman

Ajaib bagaimana dua insan bertahan membunuh rasa sepi.

Yang satu lari kalang kabut, yang satu meniti terlampau hati hati.

Ajaib apa yang telah dilakukan waktu terhadap dua manusia. Seperti waktu yang melapukkan batuan, membuat besi berkarat, dan bangkai membusuk. Tapi waktu juga yang akan menghijaukan padang ilalang, menyembuhkan luka..

Semoga angin membawa mereka ke tempat – tempat mereka seharusnya melangkahkan kaki kaki kecil mereka. Menuju ujung pencarian atas jiwa yang belum sempurna. Menuju muara kesempurnaan dalam lautan doa para malaikat langit yang tidak pernah surut.

Satu ke utara, yang lain ke tenggara.

Untuk apa terus bergandengan tangan bila kaki tidak sejalan. Aku ke China, kau ke Canberra. Bisa – bisa tangan kita sama – sama putus. Akan lebih banyak harga yang perlu dibayarkan dari sekadar operasi tangan.

Biarlah mereka melepaskan genggaman mereka.

Karena mungkin hanya dengan cara inilah, mereka bisa untuk tidak saling menyakiti. Dan biarlah, bila dengan cara ini mereka bisa membenahi diri masing masing, menyembuhkan luka hingga kering.

Selasa, 04 Desember 2012

Sabtu, 10 November 2012

5 cm. Dreams, Faith, Fight

Di atas puncak tertinggi Jawa
5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi
mengubah segalanya



5 cm adalah karya Donny Dhirgantoro yang pertama saya baca ketika saya menginjak kelas 1 SMA. Buku ini akan tampil ke layar lebar yang akan direlease 12.12.12 yang akan datang. Hal ini membuat saya ingin mengulang membacanya lagi, kembali mencari kepercayaan dan tekad, kembali menghidupkan mimpi, memaknai hidup, dan mensyukuri persahabatan.

Lima sahabat akhirnya bertemu kembali setelah 3 bulan yang telah disepakati bersama untuk mengisolasi diri satu sama lain. Adalah Genta, Riani, Ian, Zafran, Arial dengan segala hal - hal luar biasa dalam diri mereka. Tidak ada yang lebih berharga daripada memiliki sahabat baik dan menjadi diri sendiri.

Tiga bulan yang telah menggulung mereka dalam masing - masing kehidupan.

Pertemuan mereka dirayakan dengan mendaki tanah tertinggi di Jawa atas ide rahasia Genta. Stasiun Senen dan Kereta Api Kelas Ekonomi MATARMAJA mengantarkan mereka pada sebuah petualangan baru, hati dan spiritual. Petualangan yang mengantar mereka menjadi pribadi - pribadi yang baru.


Di buku ini saya jatuh cinta pada sosok Genta. Genta yang matang dan penuh perencanaan, penuh kejutan, berwawasan luas. Genta bertanggung jawab atas petualangan ini. Genta tempat harapan dan kepercayaan teman - temannya bahwa mereka mampu, berdiri di Puncak Mahameru.
Dan tidak ada ada begitu banyak hal terlewat selain kalian saling menyukai. Perasaan tumbuh tanpa perlu dipupuk. Donny menghadirkan kisah cinta yang tidak murahan. Perlu kepingan - kepingan keberanian yang dipuzzles atu persatu untuk berani mencintai.
Donny juga menghadirkan semangat jiwa muda yang sarat nasionalisme. Kecintaan pada tanah air Indonesia ditumbuhkan dalam buku ini, meskipun dengan segala bentuk kebobrokan yang merajalela.

"Dan selama ribuan langkah kaki ini, selama hati ini bertekad, hingga semuanya bisa terwujud sampai disini, jangan pernah sekali pun mau menyerah mimpi - mimpi kita..Saya Riani, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya.."

"Mimpi - mimpi kamu, cita - cita kamu, apa yang kamu mau kejar taruh di sini. Jangan menempel di kening. Biarkan dia menggantung, mengambang, 5 centimeter di depan kening kamu...."

"Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hai, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apapun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percata sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejaenyaa sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita - cita, keyakinan diri."

"Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang dekat kening kamu. Dan sehabis itu yang kamu perlu....cuma....."

"Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad tang seribu kali lebih keras dari baja.
Dan hati yang akan lebih keras dari biasanya. 
.............serta mulut yang akan selalu berdoa"

"Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa - biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka. Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi - mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya"

"Percaya pada... 5 cm di depan kening kamu"

note to self.
teaser 5 cm benar2 megah

Mahameru
Suatu hari nanti akan ikut upacara kemerdekaan di puncaknya. Amin

Kamis, 08 November 2012

The Minds of Billy Milligan



Bercerita tentang kisah hidup William Stanley Milligan, atau biasa dipanggil Billy. Awalnya, saya tidak memahami bagaimana seseorang bisa memiliki sekian banyak kepribadian di dalam dirinya. Kata seorang teman, dari teori ketimuran yang sempat ia pelajari, memang ada "pemain-pemain" dalam diri kita, yang menjadi transformasi sikap dan tindak tanduk kita sehari - hari. Perbedaannya adalah, kita masih mampu untuk mengandalikan tingkah laku "mereka". Berbeda dengan Billy.

24 orang hidup dalam sosok Billy Milligan, dengan Billy sebagai pribadi inti, dengan 22 alter ego lainnya, sampai kemunculan sosok tanpa nama, Sang Guru, yang merupakan fusi dari semua pribadi dalam diri Billy.

Betapa saya berdecak, hingga meneteskan air mata, bahkan tercengang membaca buku ini, menyaksikan Billy mengalami disosiasi luar biasa besar hingga terpecah menjadi kepribadian - kepribadian dalam diri Billy akibat kehidupan keras yang dia alami dan perilaku sadistis ayah tirinya, Chalmer, terhadapnya.

Saya memandang kepribadian - kepribadian ini sebagai orang - orang yang berlainan. Saya berkenalan dengan Arthur, Ragen, Allen, Danny, David, Tommy, Christene, Christopher, Adalana bahkan termasuk pribadi - pribadi yang tidak diinginkan. Bagaimana Billy mengalami trance kemudian mereka bergantian dengan sifat yang sangat menonjol. Bagaimana mereka satu per satu tercipta, berpikir, bertindak, berkomunikasi, sampai tercipta kesadaran akan kehadiran satu sama lain dan kemudian hidup dalam aturan yang terorganisasi, meskipun seringkali mengalami masa kacau balau.

Kepribadian alter ego ini tercipta untuk melindungi pribadi inti, Billy, dari kematian dan kekerasan hidup yang ditimpanya. Billy, sang pribadi inti, telah kehilangan waktu selama delapan tahun sejak diselamatkan oleh alterego bernama Ragen (rage again) ketika Billy berusaha bunuh diri dengan melompat dari gedung sekolah di usia 16 tahun. Sejak saat itu, Billy tertidur, dan tempat utama ditempati oleh sosok alterego secara bergantian.

Billy Milligan ditangkap akibat serangkaian tidakan kriminal yang dilakukan Philip dan Kevin (kepribadian) dan mengalami tindak pidana yang keras di Penjara Lebanon. Kemudian, lagi - lagi Billy tertangkap akibat tuduhan pemerkosaan dan pencurian kepada tiga mahasiswi di Ohio State University. Dengan bantuan pembela, dan beberapa pihak yang menyadari bahwa Billy berbeda, Billy menjalani proses pengobatan. Diawali dengan pengobatan di Rumah Sakit Harding, terapi demi terapi dilakukan. Setelah melakukan pembelaan hukum bersama dengan timnya, pengobatan dilanjutkan ke Athens, salah satu rumah sakit negara dalam yurisdiksi pengadilan. Tim pembelanya dengan bantuan Dr. Caul, seorang psikiater yang berempati pada Billy, berupaya membuktikan—di tengah intervensi politisi dan pengadilan publik via media massa–bahwa Billy tidak bersalah karena semua tindak kriminal tersebut dilakukan tanpa disadari pribadi inti.Billy pun menjadi penderita kepribadian majemuk yang mengalami perawatan intensif di rumah sakit. Saya tidak menyangka bahwa kepribadian-kepribadian ini sanggup bekerja sama demi kesembuhan Billy hingga kepribadiannya perlahan terfusi. Tapi hati saya kembali teriris ketika Billy mengalami disosiasi besar - besaran kembali di buku ini akibat perilaku pers yang penuh dengan tekanan bagi Billy yang sedang bersusah payah berjuang untuk kesembuhannya.

Tidak sabar untuk membaca lanjutannya, Pertarungan Jiwa Billy.

Minggu, 21 Oktober 2012

The future is scary. But you cant just run back to the past because it's familiar. Yes it's tempting. But it's a mistake.

Robin Scherbatsky, How I Met Your Mother

Sabtu, 20 Oktober 2012

Asbak Untuk Papa

Kali ini hanya akan bercerita.

Minggu lalu, saya membelikan asbak untuk papa. Bukan berarti mendukung beliau untuk merokok, kebalikannya, saya justru pengen dia berhenti merokok.

Asbak ini berwarna putih, dengan sepasang paru paru merah yang menjadi ceruk tempat abunya nanti dibuang. Di kanan kirinya, ada 2 buat tempat untuk melatakkan batang rokok.

Awalnya, papa nanya apa keistimewaan asbak itu. Dan saya cuman bilang, coba saja. Dan entah mendapat wangsit dari mana, Papa malah berpikir kalau saya telah melakukan sesuatu pada asbak itu yang membuat tar dan nikotin dalam rokok mengalami degradasi sehingga tidak lagi bahaya. Mentang - mentang anaknya belajar kimia. Saya cuma bilang, coba aja.

Pas papa coba, papa baru tahu. Kalau paru paru kanan terkena abu rokok, dia akan mengeluarkan suara batuk yang kencang berkali kali. Sementara kalau paru - paru kirinya yang terkena abu rokok, dia akan menjerit kesakitan.

Tapi barusan Papa nelpon, bilang kalau asbaknya malah bikin takut orang serumah, termasuk Mbak Mae yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah di siang hari.

Asbak ajaib itu sering batuk - batuk dan menjerit meskipun tidak terkena abu rokok.
Entah sensornya yang terlalu sensitif, entah emang seperti itu cara kerjanya.

Sekarang, Ibu juga jadi takut, apalagi kalau lagi belajar malam hari.

Baterai asbaknya dicopot deh. Jadilah dia asbak biasa tanpa kemampuan super.

Yah. Gagal.

Jumat, 31 Agustus 2012

Summer Ends!

Eskrim kacang merah Florean Fortecue ini benar - benar lezat. Aku baru saja mengambil beberapa Galeon dan Sickle di lemari besiku di Gringgots. Gila! Aku masih saja mual setiap kali naik kereta bawah tanahnya. Dan goblin - goblinnya masih saja mengerikan bagiku.


Aku harus ke Florish and Blotts setelah ini untuk membeli buku - buku tahun ini. Aku juga perlu ke Madam Malkin untuk memberi jubah baru, yang ini sudah kekecilan. Aku bertambah tinggi seperti plastisin yang ditarik sekali mulur. Pena buluku juga sudah mulai banyak yang rusak, Seringkali salah menuliskan ejaan. Saat ujian Sejarah Sihir semester kemaren, aku salah menuliskan tanggal, malah menulis tanggal penyerangan Eisinhower di perang dunia di sejarah Muggle, alih alih pemberontakan Goblin besar - besaran.

Wah, Florean baik sekali, baru saja aku menghabiskan eskrim kacangku, eh dia memberiku bonus semangkuk eskrim lemon secara gratis. Terima kasih Florean!

"Apa yang sedang kamu lakukan dari tadi? Alat aneh apa itu?", tanya Florean ingin tahu.
"Alat ini namanya laptop, lebih praktis daripada perkamen. Muggle senang menggunakan ini karena multifungsi, Dan aku sedang menulis di Internet. Aku terhubung ke internet menggunakan ini, namanaya modulator demodulator", jelasku.
"Ah anggap saja aku mengerti," katanya. Raut wajahnya menunjukkan dia tidak mengerti sama sekali, kemudian melenggang pergi.

Aku menyendok sesendok besar eskrim lemon ke dalam mulutku. Rasanya meleleh begitu menyentuh lidahku.

Ah baterainya sudah mau habis! Aku tidak mungkin menemukan steker listrik disini, kan?

Besok Hogwarts Express akan membawaku kembali ke Hogwarts. Kira - kira, aku bisa lolos dari Filch berapa kali ya?

(sekarang kan sudah tanggal 31, kenapa tanggalan blogger masih tanggal 30 ya)

Rabu, 29 Agustus 2012

Yeah, permata


Yakinlah bahwa sangat dini bagi kita untuk bermain dengan rasa, karna masih banyak yg wajib dipersiapkan untuk menjadi seorang Permata. [Haniva az zahra ]

Sabtu, 25 Agustus 2012

Serenade Solo


Kalian saling menatap mata ia yang berdiri di hadapan kalian, menyelami kedalamannya, merengkuh haru. Perpisahan memang tidak akan pernah mudah, meskipun sebuah hari dalam kalender kalian sudah ditandai, hari kalian akan bertemu kembali .

Tiga bulan.

Dua kata itu merupakan hantu yang menakutkan bagi kalian. Tiga bulan yang bisa terasa seperti tiga tahun, atau bahkan tiga abad untuk kalian bisa kembali berdiri bersisian dengan jemari yang bersilang – silangan. Dua kata yang mencipta hubungan segi tiga antara kalian berdua dan jarak. Bernama rindu.

Kalian saling berbagi pesan. Pesan untuk setia, untuk semangat meraih mimpi, atau sekadar menjaga kesehatan.

“Belajar yang rajin ya”, ujar yang pria.
“Kamu juga”, balas yang lainnya.

Serenade perpisahan kalian nyanyikan berdua, berbalut kemelut senja yang digdaya. Kalian akan bertemu lagi bila Tuhan masih berbaik hati menganugerahkan nafas. Hanya itu yang kalian percaya.

Kalian berangkulan. Lama, dan semesta serasa membeku.

Dua kata itu menyihir setiap bait kata pengantar tidur menjadi terlalu lembut. Atau sapaan pagi bagai suntikan amunisi sepanjang hari. Dua kata yang membuat waktu berjalan begitu lambat. Menjadi trigger kalian untuk segera menyelesaikan segala urusan yang hadir dalam perjalanan waktu menantang dua kata itu. Sampai hari yang kalian berdua tau.

Hari itu selalu terasa terlalu lama kedatangannya untuk dinanti. Kalian rindu. Rasa yang membuat kalian berusaha mencari celah waktu kosong untuk bertemu di sela kesibukan yang membelengggu. Sampai akhirnya kalian bertemu, lebih cepat dari yang kalian bisa duga. Pada hari itu, kalian tertawa renyah. Konspirasi antara rindu dan semesta telah menang melawan waktu.

Dan waktu tersenyum menyaksikan semua konspirasi manis itu.

Taken by me using Canon EOS 1000D

Kamis, 28 Juni 2012

The Existence of God


Me : Its worth reading it. Before you read it. its not the matter about religion that appears in this passage. but, its more about the matter of belief of GOD's existence. 

Professor : You are a Christian, aren’t you, son ?
Student : Yes, sir.
Professor: So, you believe in GOD ?
Student : Absolutely, sir.
Professor : Is GOD good ?
Student : Sure.
Professor: Is GOD all powerful ?
Student : Yes.
Professor: My brother died of cancer even though he prayed to GOD to heal him. Most of us would attempt to help others who are ill. But GOD didn’t. How is this GOD good then? Hmm?

(Student was silent.)

Professor: You can’t answer, can you ? Let’s start again, young fella. Is GOD good?
Student : Yes.
Professor: Is satan good ?
Student : No.
Professor: Where does satan come from ?
Student : From … GOD …
Professor: That’s right. Tell me son, is there evil in this world?
Student : Yes.
Professor: Evil is everywhere, isn’t it ? And GOD did make everything. Correct?
Student : Yes.
Professor: So who created evil ?

(Student did not answer.)

Professor: Is there sickness? Immorality? Hatred? Ugliness? All these terrible things exist in the world, don’t they?
Student : Yes, sir.
Professor: So, who created them ?

(Student had no answer.)

Professor: Science says you have 5 Senses you use to identify and observe the world around you. Tell me, son, have you ever seen GOD?
Student : No, sir.
Professor: Tell us if you have ever heard your GOD?
Student : No , sir.
Professor: Have you ever felt your GOD, tasted your GOD, smelt your GOD? Have you ever had any sensory perception of GOD for that matter?
Student : No, sir. I’m afraid I haven’t.
Professor: Yet you still believe in Him?
Student : Yes.
Professor : According to Empirical, Testable, Demonstrable Protocol, Science says your GOD doesn’t exist. What do you say to that, son?
Student : Nothing. I only have my faith.
Professor: Yes, faith. And that is the problem Science has.

Student : Professor, is there such a thing as heat?
Professor: Yes.
Student : And is there such a thing as cold?
Professor: Yes.
Student : No, sir. There isn’t.

(The lecture theater became very quiet with this turn of events.)

Student : Sir, you can have lots of heat, even more heat, superheat, mega heat, white heat, a little heat or no heat. But we don’t have anything called cold. We can hit 458 degrees below zero which is no heat, but we can’t go any further after that. There is no such thing as cold. Cold is only a word we use to describe the absence of heat. We cannot measure cold. Heat is energy. Cold is not the opposite of heat, sir, just the absence of it.

(There was pin-drop silence in the lecture theater.)

Student : What about darkness, Professor? Is there such a thing as darkness?
Professor: Yes. What is night if there isn’t darkness?
Student : You’re wrong again, sir. Darkness is the absence of something. You can have low light, normal light, bright light, flashing light. But if you have no light constantly, you have nothing and its called darkness, isn’t it? In reality, darkness isn’t. If it is, well you would be able to make darkness darker, wouldn’t you?

Professor: So what is the point you are making, young man ?

Student : Sir, my point is your philosophical premise is flawed.
Professor: Flawed ? Can you explain how?
Student : Sir, you are working on the premise of duality. You argue there is life and then there is death, a good GOD and a bad GOD. You are viewing the concept of GOD as something finite, something we can measure. Sir, Science can’t even explain a thought. It uses electricity and magnetism, but has never seen, much less fully understood either one. To view death as the opposite of life is to be ignorant of the fact that death cannot exist as a substantive thing.
Death is not the opposite of life: just the absence of it. Now tell me, Professor, do you teach your students that they evolved from a monkey?

Professor: If you are referring to the natural evolutionary process, yes, of course, I do.
Student : Have you ever observed evolution with your own eyes, sir?

(The Professor shook his head with a smile, beginning to realize where the argument was going.)

Student : Since no one has ever observed the process of evolution at work and cannot even prove that this process is an on-going endeavor. Are you not teaching your opinion, sir? Are you not a scientist but a preacher?

(The class was in uproar.)

Student : Is there anyone in the class who has ever seen the Professor’s brain?

(The class broke out into laughter. )

Student : Is there anyone here who has ever heard the Professor’s brain, felt it, touched or smelt it? No one appears to have done so. So, according to the established Rules of Empirical, Stable, Demonstrable Protocol, Science says that you have no brain, sir. With all due respect, sir, how do we then trust your lectures, sir?

(The room was silent. The Professor stared at the student, his face unfathomable.)

Professor: I guess you’ll have to take them on faith, son.
Student : That is it sir … Exactly ! The link between man & GOD is FAITH. That is all that keeps things alive and moving.

P.S.By the way, that student was EINSTEIN.

Rabu, 27 Juni 2012

Ulang Tahun

Saya tidak menyangka bahwa ternyata tahun ini akan menjadi sangat istimewa. Padahal saya baru saja merasa lebih besar dengan tidak menunggu dan mengingat hari ini, tapi justru beriringan dengan itu, dunia menunjukkan pada saya tentang apa yang perlu saya syukuri dalam hidup.

Dikerjain 3 kali. Baru kali ini saya ulang tahun dirayain sampe tanggal 26 Juni 2012, sampai nggak bisa kaget lagi (mungkin)
Makasih buat CT-BPH HMD Kimia, gea-anka-gadis-rani-jenny-rara, dan Humas Ranger .

Dan semuanya. Terima kasih Papa, Ibu, oh ya, dan kamu.

Jumat, 08 Juni 2012

9 Summers 10 Autumns




Saya membaca buku ini di momen yang tepat ketika saya sedang membutuhkan nafas segar di tengah engapnya dunia perkuliahan. Buku ini mengantarkan saya pada hangatnya kasih sayang keluarga, manisnya perjuangan, dan luar biasanya efek pendidikan.

Ditulis berdasarkan kisah nyata, Iwan Setiawan, yang menghabiskan masa kecilnya di rumah berukuran 6x7 meter yang beralaskan semen, di kaki Gunung Panderman, Kota Batu, Malang. Rumah yang mengantarnya menjadi direktur di Nielsen New York, United State of America. Rumah yang ia bagi bertujuh bersama ayahnya, ibunya, dan empat saudara perempuannya. Dari rumah ini, mimpi demi mimpi pun lahir. Mimpi untuk membangun kamar di atas dapur, di rumah mungilnya. 
Ayahnya seorang supir angkot yang tidak bisa mengingat tanggal lahirnya dan ibunya tidak tamat sekolah dasar. Permasalahan ekonomi hidup bersama keluarga ini, yang membuat ia dan saudaranya mencari tambahan uang dengan mengecat boneka kayu di rumah tetangganya, membantu tetangga berdagang di pasar, dan berjualan di saat bulan puasa. Sahabat kecilnya bukanlah mainan, mobil - mobilan, atau boneka barbie, melainkan buku - buku pelajaran. Melalui pendidikan, matahari mulai bersinar di atas rumah kecil ini, membentangkan jalan keluar dari penderitaan.
  
“Aku tidak bisa memilih masa kecilku”

Buku ini menampar saya, malu. Saya yang menghabiskan masa kecil di rumah beralaskan keramik, yang diberikan fasilitas dan kecukupan, tidur di atas empuknya spring bed, masih bisa – bisa nya tidak bersyukur dengan tidak belajar bersungguh sungguh. Berkali kali mengalami demotivasi diri, takut bermimpi, kembung ilmu (yang padahal mungkin cuma masuk angin). Kalah dengan sosok yang terlahir di rumah beralaskan semen, yang tidur di atas dipan bambu. Dengan kegigihan, ia berhasil melepaskan belenggu penderitaan keluarganya, dan mampu mengangkat harkat keluarga.

Melewati 9 musim panas dan 10 musim gugur, gemerlap New York telah memikat Iwan Setiawan, sampai akhirnya ia kembali ke rumah kecilnya di kaki Gunung Panderman, kembali ke keluarganya. 
Seindah apapun negeri lain, seindah apapun Paris, London, New York, atau kota manapun di dunia ini, tidak ada tempat yang lebih indah dan lebih nyaman dari rumah. Dimana mimpi terlahir, pelajaran hidup diecap, dan perjalanan hidup dimulai.

Ibu, Papa, Mas Aji, di usia saya 18 yang akan menginjak 19 ini, izinkan Tika untuk meminta maaf. Tika belum bisa membawa kesuksesan Tika ke pangkuan kalian. 18 tahun rasanya sudah terlalu lama untuk membuat kalian tersenyum bangga, namun terasa terlalu cepat berlalu. Terima kasih atas segalanya yang telah kalian kasih buat Tika. Terima kasih atas gelombang kasih yang mengalir tanpa pernah surut.

Tetap jaga semangatmu, Dwi Mustika Handayani. Hidup tidak boleh biasa – biasa saja :)