Sabtu, 25 Juni 2011

the blogmistress is 18

Dwi Mustika Handayani, penulis blog ini, telah menginjak usia delapan belas. Dua hari yang lalu, Kamis, 23 Juni 2011.


Ah, delapan belas. Ternyata saya bertambah tua, seiring berjalannya waktu, saya harap kedewasaan saya pun berjalan seiring dengan bertambahnya usia saya. Amin.

Tahun ini, sedikit berbeda. Ketika saya dahulu biasanya menunggu nunggu datangnya tanggal ini, bahkan sampai menjaga mata saya tetap terjaga sampai lewat tengah malam. Sungguh lucu ketika saya mengingat, saya menyengajakan diri tidur terlalu larut untuk sekadar mengucap “Selamat Ulang Tahun, Tika” lalu kemudian tidur dan bukannya memperpanjang usia dengan memanjatkan syukur kepada Dia yang telah memberi nafas dan denyut nadi sedemikian banyak, atas segala kenikmatan yang telah Dia berikan selama saya menjalani hidup saya. Ketika saya, menereka – nerka siapa yang akan mengucap selamat pertama kali, berharap seseorang mengingat tanggal ini, dan bahkan menerka hadiah apa saja yang akan saya dapatkan. Luar biasa ya saya, betapa saya dahulu terlalu mengistiwekan tanggal ini.

22 Juni 2011, saya terlelap tidur, kira kira pukul sembilan malam dengan hp ternonaktifkan. Saya meninggalkan sesorang yang saat itu sedang SMS-an sama saya, menghiraukan semua panggilan masuk. Saya kelelahan, pada hari itu.

Ketika pada akhirnya saya terbangun pada dini hari, dan memasak makanan untuk saya sahur, kebetulan hari itu hari kamis. Semua rasanya masih biasa. Nasi abon itu rasanya masih biasa. Pagi itu dingin seperti biasa. Sampai saya sadar tanggal itu adalah tanggal kelahiran saya, sampai saya sadar, bahwa saya hari itu, telah bertambah tua.

Saya mendapatkan beberapa pesan di kotak masuk saya. Okelah jujur saja, saya masih menerka siapa yang pertama kali mengucap selamat kepada saya. Salah satunya dari seseorang. Saya tersenyum, namun sedikit pilu. Alasannya, aneh. Seperti mencampur semua jenis buah buahan, lalu diberi banyak rempah rempah bumbu dapur. Pokoknya aneh.

Setelah saya melihat jadwal kegiatan saya hari itu, yang ternyata cukup padat, saya memutuskan untuk kembali tidur. Tidur semalam tidak mampu rupanya memulihkan penat saya yang menumpuk. Sampai akhirnya seseorang, teman satu kosan saya mengetuk pintu. Saya beler. Saat itu sudah pukul setengah delapan pagi. Seharusnya saya ada pertemuan dengan klub cinematografi di kampus pada pukul delapan.

Saya membuka pintu.

LABBA ZAPPA DOO !

Disana berdiri Tari, Rara, dan Anka dengan Rara membawa kue ulang tahun dengan banyak lilin menancap di atasnya. Nyanyian selamat ulang tahun bergaung di lorong kosan. Dan saya teriak kaget. Jujur. Itu masih sangat pagi mengingat kelas baru ada pukul satu siang. Saya malu, masih bau, mata masih beler dan saya masih nampak lelah. Dan mereka merekam saya. Dengan kecepatan kuda saya melarikan diri saya ke westafel kamar mandi dan menyiram muka saya dengan air. Setidaknya lebih baik.

Setelah meniup lilin. Anka membalik kamera hp Rara dan berkata. “Penggrebekan Tika, selesai”

Lucu. Mereka teman – teman saya.

Rara memotong kue dan menyodorkan kepada saya. Saya galau setengah mati, saya sedang puasa. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk membatalkan puasa saya. Saya tergoda juga untuk mencicipi kue ulang tahun dari mereka, saya juga merasa tidak tega dans angat berterima kasih dengan mereka yang telah mengupayakan cara seperti ini kepada saya. Anka, rumahnya jauh. Ia harus naik kereta dari Cawang. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dia bisa bangun dan datang ke kosan saya sepagi ini untuk hal ini. Padahal saya pun masih tertidur pulas saat itu.

Dan pagi itu, mungkin mereka yang telah menguapkan penat yang semalam terasa, membawa sumringah pada wajah saya. Pagi itu, saya langsung bolos klub cinematografi. Pagi itu, kita langsung menuju ke McDonald Depok Mall, mumpung masih menu breakfast. Kami bercerita banyak, tertawa banyak, menggila banyak seperti orang bodoh. Kami terlihat bodoh ketika makan, terlihat bodoh sebelum makan, dan terlihat bodoh sesudah makan. Kira kira satu setengah jam lamanya kami disana, berceloteh tentang apapun yang lucu dan menyebalkan di dunia ini, ketika pada saat itu, toko – toko lain di Depok Mall belum mulai buka.

Jadwal hari itu pun mengalir begitu saja seperti hari hari sebelumnya. Latihan saman, dilanjutkan dengan kelas kimia organik, lalu kelas fisika modern.

Malamnya ibu dan ayah saya datang ke depok untuk sekadar makan malam bersama. Agak lucu ya sebenarnya, saya telah delapan belas tahun, tapi ibu dan bapak saya masih seperti ketika saya lima belas tahun. Ibu saya, dari kantornya di daerah thamrin, langsung naik kereta ke Depok. Ayah saya, mengemudi mobil dari rumah. Dan saya, mengojek dari kosan. Kami bertemu di halte Pondok Cina. Dan makan malam keluarga berlangsung, seperti biasanya.



Dan malam harinya, sesorang membuat suatu tulisan di blog yang sangat menyenangkan sekaligus menjengkelkan. this page Arfanizar, dia teman saya yang menyebalkan, tetapi sangat baik.

Dan saya tidur hari itu dengan senyum. Lagi lagi kelelahan.

Dan bantal, guling, boneka teddy, panda, dan kasur saya, terasa jauh lebih empuk. Suara-suara malam pun bersahutan mengantar saya masuk ke dalam mimpi mimpi saya.

Semoga esok selalu lebih baik.

Itu ceritaku, mana cerita kamu ?